#14

9 4 0
                                    

Perjalanan sudah dilalui selama satu jam lebih. Para peserta olimpiade sudah nyaris tertidur termasuk Angie, sedangkan para Supporter dan guru guru masih bernyanyi nyanyi.

Mata Angie terasa sangat berat. Mungkin ini efek semalam ia tidak tidur pulas. Bagaimana bisa pulas, jika guling Angie saja direbut Auryn dan Elin.

"Kalo ngantuk mending tidur sono." Ujar Ryu.

"Pengennya sih gitu. Tapi anak anak di belakang masih rusuh." Balas Angie sayu menahan ngantuk.

Ryu hanya tertawa. Memang para supporter masih saja ribut bernyanyi. Padahal suara mereka terhitung tidak terlalu enak di dengar.

"Biar gak ngantuk, mending lo ikutan mereka nyanyi gih." Canda Ryu.

"Dih males. Lo aja yang nyanyi. Gue bagian semangatin." Kata Angie lalu tertawa bersama Ryu.

Saking asiknya bercanda, Angie dan Ryu sampai lupa bahwa bus sedang berhenti di depan supermarket karena ada anak yang ingin membeli sesuatu dan juga ingin ke kamar mandi.

"Gue mau turun, lo mau nitip apa gak?" Tanya Ryu sambil membenarkan pakaiannya yang kusut.

"Gue nitip permen aja." Balas Angie lalu nyengir.

"Permen satu?"

"Iya."

"Bebas ya rasanya?" Tanya Ryu lagi.

"Iya iya, yang penting ada rasa mint nya." Ujar Angie.

"Oke."

Ryu pun menghampiri Pak Louise untuk izin turun, lalu segera keluar untuk membeli sesuatu. Tak perlu waktu lama, Ryu akhirnya kembali sambil membawa sekantong berisi makanan.

"Eh buset, lo borong minimarket-nya?" Kata Angie.

"Iya. Tadi mau bawa mba kasirnya juga, tapi gak boleh." Canda Ryu sambil menyodorkan permen yang Angie mau..

"Bagus, mba kasir aja di incar. btw thanks." Ujar Angie dan dibalas anggukan oleh Ryu.

Tak lama setelah obrolan Ryu dan Angie berakhir, Theo pun datang menghampiri Ryu.

"Weh, lo ada permen gak?" Tanya Theo yang tiba tiba muncul disebelah Ryu sampai membuat orangnya terkejut.

"Astaga! Lo kayak apa aja tau tau nongol! Nih ada, tadi napa gak sekalian turun aja?" Tanya Ryu sambil memberikan tiga buah permen mint milik Angie ke tangan Theo.

"Maap hehe. Tadi gue gak kepikiran mau permen, eh tiba tiba Caca pucet. Yaudah gue minta permen ke lo buat si Caca. Thank you ya." Ujar Theo lalu kembali menghampiri Icha.

"Iye."

Angie yang menguping pembicaraan langsung merasa sangat penasaran.

"Icha pucat?" Tanya Angie.

"Kata Theo sih gitu. Tuh si Theo aja sampai siap siaga pegang kantong plastik." Jawab Ryu sambil menunjuk Theo.

"Haha! Icha mual gara gara supporter kali ya!" Kata Angie sambil tertawa.

"Bisa jadi sih. Suara supporter sama sapi sapi yang paduan suara aja masih enakkan suara sapi." Jelas Ryu.

"Wah. Menghina banget ya!" Kata Angie lalu tertawa bersama Ryu.

Angie dan Ryu asik bercanda, sedangkan Theo dan Icha sedang sibuk dengan pusing dan mual.

"Cha, muka lo pucat banget, asli dah! Kalah mayat orang mah Ca putihnya." Ujar Theo sambil menyodorkan permen.

"Dih disamain sama mayat! Btw lo dapet permen dari mana? lo turun ke minimarket ya pas gue ke kamar mandi tadi?" Tanya Icha.

"Gak. Gue minta ke Ryu tadi. Gue aja gak kepikiran kalo lo ke kamar mandi mau muntah." Jawab Theo lalu memutar bola matanya.

Panitia TigaWhere stories live. Discover now