🍁 BAB 26 🍁

1.8K 316 50
                                    

"Kau pikir aku akan menyerah? Hal itu tak akan terjadi sebelum kau lenyap dari dunia ini,"

*****

Andrea masuk ke dalam apartemen yang baru saja dia sewa. Sepertinya dia tidak akan lama disini.

Andrea menyusun bajunya di lemari. Saat dia menutup lemari, gadis yang merupakan Andrea yang asli muncul di hadapannya.

"Kau membuatku kaget. Kenapa kau ada disini?" tanyanya.

"Aku hanya ingin menemuimu. Aku merasa kau akan takut jika tinggal sendiri. Karena itu, aku ada disini," jawab gadis itu.

"Terserah kau saja," ujar Andrea.

Andrea kembali menyusun barang-barang yang lain. Dia duduk di kasur empuk sambil menghela nafas.

Ini pertama kali baginya tinggal sendirian. Andrea berusaha untuk menguatkan dirinya. Dia yakin, ini semua akan segera berakhir.

"Maafkan aku," ujar gadis itu.

"Kenapa?" tanyanya tidak mengerti.

"Jika seandainya aku tidak bunuh diri, ini semua tak akan terjadi. Jiwamu tak akan masuk ke dalam tubuhku. Aku yang seharusnya melalui ini semua," ujar gadis itu.

Dia terkekeh. "Sebenarnya aku kesal. Tapi, aku merasa ini bagus. Kau tau, di duniaku yang asli, aku selalu bahagia. Hidup di keluarga yang sempurna dengan kekayaan yang berlimpah. Terkadang hal itu membuatku sedikit sombong. Aku selalu menyepelekan teman-teman ku yang terkena masalah. Aku selalu mengatakan kalau mereka sangat berlebihan. Tapi, aku mengerti sekarang. Aku baru sadar kalau mereka ternyata menghadapi masalah yang sulit seperti diriku. Seharusnya aku mendukung mereka. Mereka pasti seperti aku yang tak pernah mendapat dukungan dari siapapun,"

Dia mengeluarkan semua yang ada di hatinya. Dia sedikit senang karena dia mengalami hal ini. Dia jadi tau, kalau seharusnya dia bersyukur atas kehidupan nya yang sempurna di dunia aslinya.

Andrea menoleh ke kanan dan kiri. Gadis itu sudah pergi. Ahh sepertinya enak menjadi arwah. Bisa kemanapun.

Andrea merebahkan badannya. Dia memilih untuk tidur. Dia sngat lelah hari ini.

*****

Andrea bangun tepat pukul lima sore. Dia memesan makanan siap saji melalui ponselnya. Dia harus belanja besok. Tidak mungkin dia terus makan makanan cepat saji.

Sambil menunggu, Andrea mengotak-atik benda canggih tersebut. Dia tampak mencari sesuatu yang penting.

Andrea tersenyum sinis.

"Kau pikir aku akan menyerah? Hal itu tak akan terjadi sebelum kau lenyap dari dunia ini,"

*****

Andre duduk termenung di kamarnya. Apakah dia salah? Dia sebenarnya bingung. Dia tidak tau pihak mana yang harus dia percaya.

Andre menghela nafas. Dia mengambil ponselnya. Saat dia hendak menghubungi Andrea, Amira masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa, kak?" tanya Andre.

"Temani aku ke rumah sakit. Hari ini kita berdua yang menjaga Azzura. Oh iya, kita ke supermarket terlebih dahulu. Ada beberapa barang yang ingin ku beli," jawab Amira.

Who is the real Antagonist?[END]√Where stories live. Discover now