🍁 BAB 15 🍁

3.2K 388 25
                                    

"Lakukanlah peran antagonismu."

*****

Andre sudah seperti orang gila saat ini. Tepat 20 menit yang lalu, pihak rumah sakit memberi tahunya kalau kondisi Andre drop.

Dia memukul keningnya berulang kali. Bodoh, harusnya dia tadi segera balik.

Andre berlari secepat mungkin ke ruang rawat Andrea. Tanpa basa-basi, dia membuka pintu bercat putih itu dengan kasar.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Andre.

"Nona Andrea sempat drop dalam waktu sekitar 30 menit. Tapi, kondisinya sekarang sudah lebih baik." jawab  Dokter Edward.

Andre berjalan mendekati kembarannya yang tampak sangat lemah. Hatinya seperti ditusuk oleh ribuan anak panah saat ini.

"Jangan biarkan nona Andrea memikirkan hal berat. Itu akan mempengaruhi kondisinya. Kalau begitu, saya permisi."

Dokter Edward beserta seorang perawat pergi meninggalkannya.

Andre mengusap rambut blonde Andrea. Kemarin gadis itu bisa bernapas tanpa alat bantuan. Tapi, sekarang masker oksigen sudah melekat di sekitar area hidung gadis itu.

Perlahan kedua mata Andrea terbuka. Andre yang melihat itu, hendak memanggil dokter. Namun Andrea menahan dirinya.

"Temani aku." lirih Andrea.

Andre duduk di samping brankar Andrea. Dirinya berusaha mengeluarkan senyuman yang mungkin bisa menyemangati sang kembaran.

"Kau harus sembuh." ujar Andre.

Andrea mengangguk lemah. Dia sebenarnya ingin marah pada Andre. Tapi, dia tak memiliki tenaga untuk melakukan hal tersebut.

"Andre." panggil Andrea pelan.

"Kenapa? Apa kau merasa sakit? Atau kau ingin sesuatu?" tanya Andre beruntun.

"Don't go away from my life." lirih Andrea.

"yes. I won't go away of your life." ujar Andre sambil menangis.

"Don't cry." ujar Andrea.

Andre menghapus air matanya. Dia kembali tersenyum. Tangannya menggengam tangan mungil Andrea dengan kuat.

Andrea kembali merasa sesak. Dia berusaha menahannya dengan membalas genggaman Andre lebih kuat.

"It's so hurt."

Andre hendak memanggil dokter. Tapi, sekali lagi Andrea menghalanginya. Dia bingung dengan kondisi saat ini.

"Andrea, tarik napas perlahan lalu hembuskan. Jangan biarkan penyakit itu mengendalikan dirimu."

Andrea melakukan instruksi yang di berikan Andre. Perlahan rasa sesak itu menghilang.

Matanya kembali tertutup. Oh my god, dia benar-benar tersiksa tadi.

*****

"Andrea Stephani, apa kau mendengarku?"

Dia membuka matanya perlahan. Keningnya berkerut saat menyadari dia berada di tempat asing.

"Hey."

Badannya berbalik. Alangkah terkejutnya dia saat melihat seorang gadis yang tampak seumurannya sedang berdiri di hadapan dia.

"Jangan takut. Aku adalah pemilik raga yang sekarang kau tempati." ujar gadis itu.

"Kau adalah Andrea Emmaguela Jackson?" tanyanya.

Who is the real Antagonist?[END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang