🍁 BAB 22 🍁

2.5K 328 53
                                    

"Jangan menganggap orang itu baik hanya karena wajah polosnya."

*****

Andrea duduk termenung di tempat tidurnya. Dia bahkan melewatkan makan malam. Andrea masih memikirkan kejadian yang baru dia alami.

Dia membuat beberapa kemungkinan dari memori yang gadis itu berikan padanya.

Flashback on (memori dari Andrea yang asli)

Andrea meregangkan badannya. Dia sangat lelah karena tugas dari dosennya yang jelek itu.

Andrea melangkah keluar dari kamar. Saat ini rumah sangat sepi karena keluarganya pergi ke luar kecuali dia dan Jackson.

Pria paru baya itu baru saja pulang dari kantor. Jadi tidak bisa ikut.

Karena lift sedang dalam kondisi rusak, dia harus turun ke bawah dengan tangga. Itu berarti dia akan melewati kamar orang tuanya dan empat saudaranya. Yups, kamarnya paling ujung.

Saat melewati kamar orang tuanya, Andrea mendengar isakan tangis. Kebetulan, pintu kamar terbuka sedikit.

Andrea mengintip. Dia dapat melihat Jackson yang sedang menangis. Dagunya berkerut tanda dia bingung.

"Maafkan aku Adrina Aku telah berbohong padamu. Aku tidak ingin kau dan dia terluka jika mengetahui fakta ini."

Andrea semakin bingung. Dia? Siapa yang dimaksud Jackson? Dan fakta apa yang di sembunyikan papanya itu?

*****

Sudah dua hari sejak saat itu, Andrea masih belum berani bertanya secara langsung kepada Jackson.

Hari ini dia berniat untuk mencari tahu. Kebetulan papanya itu lembur malam ini. Saat ini juga hanya dia dan Azzura yang ada di rumah.

Andrea segera naik ke atas menggunakan lift. Gerakan membuka pintunya terhenti saat melihat Azzura ada di dalam kamar.

Andrea mengurungkan niatnya untuk masuk. Dia memilih untuk mengawasi pergerakan Azzura.

Adiknya itu tampak membaca sesuatu. Andrea tampak penasaran dengan hal yang dibaca Azzura.

Tiba-tiba Azzura menjatuhkan buku yang dia baca. Gadis itu jatuh terduduk sambil menangis.

"INI BOHONG. AKU SAMA DENGAN MEREKA. DIRIKU TIDAK BERBEDA."

Andrea tampak bingung dengan kalimat yang dikatakan Azzura. Apa maksud adiknya itu?

*****

Andrea harus menunggu selama seminggu untuk bisa kembali menjalankan rencananya.

Hari ini adalah saat yang tepat.

Andrea segera berlari dari kamarnya menunju kamar kedua orangtuanya.

"Kakak."

Andrea tersentak kaget. Dia menoleh ke arah Azzura. Dia berusaha menyembunyikan raut wajah gugupnya.

"Kenapa?" tanya Andrea.

"Kakak sedang apa?" tanya Azzura balik.

"Itu bukan urusanmu. Lebih baik kau pergi sana. Jangan menggangguku." jawab Andrea.

"Baiklah kalau begitu." ujar Azzura.

"Ahh iya. Tolong buatkan aku cookies. Ingat, jangan terlalu manis. Aku ingin 25 cookies."

Who is the real Antagonist?[END]√Where stories live. Discover now