Part 8

6.6K 1.4K 383
                                    

Boby memicingkan matanya menatap Raffa yang sejak tadi senyum-senyum sendiri.


Tadi pagi sekitar jam 8, Boby sengaja main ke rumah Raffa. Selain berniat untuk bermain dengan cowok itu, Boby juga berniat untuk modus agar bertemu dengan pujaan hatinya-Riffa.

Namun sayangnya, gadis itu tidak di rumah. Sepertinya ada kelas pagi.

"Raf, lo cengar cengir terus, gak takut kering itu gigi?"

"Atau ... lo lagi latihan buat jadi model pepsodent, ya?" sambung Boby dengan mata memicing.

Raffa menatap cowok itu tajam. Namun, setelahnya ia tertawa dan memamerkan cincin yang ia kenakan. "Gue mau nikah, dong!"

"Sombong, gagal tahu rasa. Gue ketawain sampai mampus lo kalau beneran gagal," cibir Boby.

Raffa mengangkat sebelah alisnya, cowok itu langsung menggebrak meja menggunakan tangan kanannya. "Yang bener lo kalau ngomong! Kalau gue gagal nikah, lo juga bakal gue gagalin nikah sama Adik gue!"

"Baru pacaran doang, udah sok keras. Putus, tahu rasa!" sambung Raffa tak terima.

Boby melotot tak terima. "Enak aja! Yang bener lo kalau ngomong!"

"Lo duluan yang ngomongnya gak bener!" timpal Raffa.

Keduanya saling bertatap tajam. Sampai akhirnya, kehadiran Raja yang berjalan dari arah dapur menuju ruang tamu, membuat mereka mengalihkan pandangan bersamaan.

"Papa, Om Boby, kenapa tatap-tatapan?" tanya Raja.

Raffa dan Boby saling lirik. Akhirnya, mereka membuang arah pandang mereka. "Tau, tuh."

"Dih, gak jelas." Raja memilih naik ke pangkuan Raffa dan duduk di sana.

Pria kecil itu meraih ponsel milik Raffa yang tersimpan di atas meja. "Papa, mau main game."

"Gak ada. Main tanah aja, sana!" usir Raffa.

"Gak mau, mau main game."

Raffa melirik Boby. Cowok itu tersenyum miring. "Raja suka main game mobil, kan?"

"Enggak. Papa kok sok tahu? Raja kan sukanya main game perang-perangan," jawab Raja.

Raffa mendengkus kesal. Mengapa Raja tak pernah sejalur dengannya?

"Yaudah-Yaudah." Raffa membuka sandi ponselnya, dan memilih memberikannya kembali pada Raja.

Raja tertawa senang, pria kecil itu langsung melompat dari atas pangkuan Raffa dan berlari entah ke mana.

"Bob, lo tau tempat tuker tambah gitu, gak?" tanya Raffa.

"Tuker tambah apaan?"

"Itu loh ... tuker tambah anak. Buset dah, anak gue baiknya kebangetan. Pengen gue tuker sama yang baiknya beneran, serius!"

***

Raffa tersenyum melihat Lily yang baru saja keluar dari dalam restoran. Tadi siang, Boby langsung pergi ketika Riffa sudah pulang.

Akhirnya, Raffa juga ikut pergi untuk sekedar berjalan-jalan bersama Raja menggunakan mobil.

Mobilnya kini malah mendarat di restoran milik Lily. Raffa langsung menghubungi gadis itu dan memintanya untuk keluar.

"Ngapain, sih?" tanya Lily saat dirinya sudah masuk ke dalam mobil.

"Kenapa, sih? Gak suka banget diapelin sama calon suami. Gengsi dong, masa udah capek-capek muterin jalan, sampai mendarat ke sini, kamunya malah gitu."

Gengsi dong 3Where stories live. Discover now