5. Apakah Penting?

14.5K 1.4K 57
                                    

Akhirnya posting lagiii...
Maaf untuk Typo yang bertebaran...
Selamat Membaca
Kasih bintang dan komen dong yaaa....

Aku juga update lapak Dika dan Hana...
Cekidot juga yaaaa...

Atau kamu mau cerita aku yang sudah selesai?
Ada kok...
Cek ajaa...

Luv💜

.
.
.
.

Andro masih tak bisa menghubungi  Aya. Sejak ponselnya bisa aktif lagi, tak henti ia menghubungi Aya.
Tapi tidak bisa.

Ia menghubungi Nila sahabat  Aya, tapi wanita itu tidak menjawab teleponnya bahkan chatnya juga belum dibaca.

Andro putus asa, ia tak tau harus berbuat apa lagi, rasa bersalah membuat pikirannya buntu.

Dan hari ini ia harus masuk kantor seperti biasa, ada banyak hal yang harus ia kerjakan.

Penampilannya pagi ini sangat menggenaskan. Tidak rapi seperti biasa, ia hanya mengambil baju tanpa memikirkan warna atau corak dasi, bertahun sejak menjadi suami, Aya yang melakukan itu semua.

Belum lagi perutnya terasa sakit, ia tak bisa memasukkan makanan ke dalam perutnya seharian ini. Aya yang menyiapkan semua makanannya. Aya yang tau seleranya.

Pekerjaannya yang bertumpu di meja, sama sekali tak bisa ia sentuh. Pikirannya kalut. Ia hanya menatap layar laptopnya menatap deretan angka yang mendadak tak ia mengerti.

Tiba tiba pintu ruangannya diketuk. Pintu terbuka dan Marina sekretarisnya masuk. Wajah Andro langsung merah padam.

"Siang Pak...ada tamu yang ingin ketemu...". Ia bisa melihat wajah ragu sekretarisnya itu.

"Kamu kurang jelas dengan apa yang saya bilang tadi pagi?" Suara Andro dingin membuat siapapun yang mendengar bisa merasakan kemarahan disana.

"Ini soal Ibu Pak...."  Sahut Marina cepat. Ia tau Bossnya itu sedang  ada masalah. Tapi entah apa, jika tamu tadi bilang ingin bertemu menyangkut istri bossnya itu, tentu ini penting kan?

"Apa saya suruh pulang saja pak?"

Tanya Marina karena hampir satu menit Andro terdiam.

Andro terdiam alih alih senang karena akhirnya  ia mendapat kabar Aya,  entah mengapa  malah ia berkeringat dingin,padahal suhu AC diruangannya selalu dalam setelan 16°C. Dan ia pun bisa mengangguk .

Dan dari balik pintu muncul, seorang pria dengan outfit  sangat rapi, dengan wangi mahal yang bisa dihidu Andro dari jarak lebih kurang empat meter dari posisi duduknya.

Pria itu tersenyum ramah. Tapi Andro terlalu tegang ia tak bisa membalas senyuman itu. Perasaannya langsung tidak enak. Mengapa pria flamboyan di depan matanya ini bisa tau kabar istrinya?

"Siang Pak Andromeda Anggoro, perkenalkan saya Fendi Cahyadi..." .
ia mengulurkan tangannya yang disambut Andro dengan dingin lalu dengan gerakan tangannya Andro mempersilahkan Pria itu duduk.

"Saya dan Tari satu sekolah waktu SMP..." Fendi berusaha membuat suasana lebih rileks.

"Hmmm...." Andromeda menganggukan  kepalanya. Hampir semua teman Aya memanggilnya dengan nama depan istrinya itu Tari Gayatri.

"Saya baru satu tahun praktek disini, dan Tari yang merekomendasikan kantor saya yang sekarang" Pria itu tersenyum senang.

"terlihat sekali kemampuan bisnisnya dalam memilih properti...dia..."

"Maaf ada keperluan apa anda datang ke tempat saya...? "

Andro sedang tidak ingin berbasa basi. Ia pernah dengar sekilas Aya yang bercerita jika ia bertemu dengan teman SMP nya yang minta tolong dicarikan gedung. Tapi ia tak peduli itu sekarang.

Yang Terbaik  (TAMAT)Where stories live. Discover now