28. Severe

10.1K 1K 115
                                    

👀

Hai🙂
.
.
.
.
"Setiap orang punya kisah, dengan cara sendiri, dengan waktu sendiri,dengan akhir kisah sendiri. Tak ada yang sama. Bertanya juga tak mengubah alur takdir, karena tugas setiap orang adalah berjalan sesuai dengan alurnya, jadi bersabarlah..."
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.

Luv💜Octoimmee

***

.
.

Gani mengusap wajahnya, memandang wajah pucat Nasya yang terbaring di brangkar rumah sakit.

Wajahnya penuh lebam dan bekas luka.

Bukan kecelakaan, Nasya melukai dirinya sendiri dan Gani tidak punya ide dikepalanya, bagaimana cara calon mantan istrinya itu melakukan kekacauan disekujur tubuhnya?.

Menurut Gerry managernya itu, Nasya melukai dirinya dengan mencakar dan  membenturkan kepalanya dengan benda keras dan  ke pinggiran bathtub.

Bahkan Gani merinding membayangkan cara Nasya melukai dirinya itu.

Dari cerita Eka, Nasya pulang dalam keadaan histeris. Nasya berteriak-teriak melempari barang barang yang ia temukan.

Eka langsung membawa Cessa masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. Lalu menghubungi Gerry seperti biasa jika Nasya mengamuk. Eka sudah mengerti dan paham tentang prosedur jika Nasya histeris.

Tak lama Gerry datang dan Nasya sudah berada di kamar mandi dan dalam keadaan hampir tak sadarkan diri. Lalu ambulans datang.

Eka selalu diperintahkan untuk menjauhkan Cessa dari Nasya jika  ia histeris seperti itu.

Dan Eka dipesankan untuk tidak menceritakan hal itu pada siapapun.

Nasya mengancamnya. Eka butuh uang banyak untuk biaya berobat Ayahnya. Nasya berani membayarnya dengan gaji besar asal ia tutup mulut.

Waktu Gani menelepon, Cessa dengan polosnya  bercerita jika Nasya menjerit jerit Dan melempar-lempar barang.

Selama ini Gani tak diberi akses untuk bisa menelpon Cessa dan Eka.

Kemarin sesuai kesepakatan Gani memberikan Cessa ponsel yang bisa ia hubungi,  dan akhirnya kebenaran terungkap.

Gani menyesal tidak tegas dari dulu. Ia menyesal Cessa harus melihat hal yang tak seharus nya ia lihat.

Berkali-kali Eka minta maaf, selama ia merasa sangat bersalah menyimpan rahasia ini. Ia pikir yang penting Cessa tidak terluka. Cessa selalu ia aman kan ketika Nasya mulai mengamuk.

Yang membuat Gani kuatir, adalah Cessa tidak memberi reaksi wajar ketika Cessa melihat Nasya yang mengamuk hebat.

Kata Eka Dulu Cessa menangis ketakutan. Tapi kini tidak lagi.
Cessa terlihat biasa saja. Ia sibuk menggambar dan mewarnai. Dan Cessa akan seperti itu terus hingga Cessa berhenti sendiri.

Gani yakin Cessa mengalami trauma yang membuat putrinya itu bereaksi seperti ini.

Gani bersitegang dengan Gerry. Gani sangat membenci Gerry yang ia anggap selalu memanfaatkan Nasya. Membuat rumah tangganya semakin kacau.

"Lo terserah mau apain Nasya, dia sudah dewasa! Tapi lo jangan korban kan anak gue demi lo bisa makan, bangsat!" Maki Gani ketika bertemu Gerry yang sedang menunggui Nasya. Ia tahan suaranya agar tidak menarik perhatian.

"Lo yang bangsat! Ngebiarin Nasya nanggung semua beban ini sendirian!"
Balas Gerry dengan tatapan sinis.

"Apa?? Gue biarin?? eh brengsek! Nasya sendiri yang bersikeras pergi dari gue, gue bukan banci yang biarin istri sama anak gue menderita! Gue hanya minta dia sabar!!"

Yang Terbaik  (TAMAT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ