2 4 : New Manager

2.3K 521 50
                                    

Soogun lega banget waktu dokter bilang Dalgom bisa di selamatkan. Namun harus mendapat perawatan agar kondisinya bisa benar-benar sembuh total. Kata Dokter, Dalgom keracunan makanan. Entah apa yang habis anjing itu makan sampai membuatnya sekarat seperti tadi.

Tapi rasa curiga Soogun malah tertuju pada orang berpakaian tertutup yang berpapasan dengannya di minimarket dan depan gang, apalagi tangan orang itu yang gemetar hebat, seperti habis melakukan sesuatu yang sangat mendebarkan.

Soogun hanya bisa menerka-nerka. Sambil melangkah keluar dari klinik hewan, ia memeriksa ponselnya untuk membaca pesan balasan dari Jinseok. Ia baru saja memberi tahu temannya itu tentang kondisi Dalgom. Jinseok bilang setelah kelas selesai ia akan segera menyusul Soogun.

Sementara Soogun sendiri, ia terpaksa bolos kuliah. Toh sudah telat juga, percuma kalau masuk kelas ketika Dosennya sudah membeo panjang lebar menjelaskan materi yang ia bawakan, yang ada Soogun malah di omelin.

Setelah membalas pesan dengan satu kata singkat "iya" Soogun melangkah di trotoar yang sepi mencari tempat makan. Ia tiba-tiba merasa lapar.

Tempat-tempat yang sederetan dengan klinik hewan lebih banyak di isi oleh toko-toko pakaian dan aksesoris dari pada tempat menjual makanan, bikin Soogun masih harus menelusuri trotoar sampai menemukan sebuah restoran mie yang berada di paling pojok.

Sejenak Soogun berpikir kenapa restoran mie itu di bangun di pojokan jalan, yang mana lokasinya jarang dikunjungi oleh orang-orang yang lewat. Tapi saat Soogun masuk dan menemukan seseorang yang ia kenal di sana, membuatnya mengerti kalau tempat itu cukup strategis untuk sebagian orang.

Beberapa detik Soogun hanya bisa mematung melibat sosok cantik dengan rambut hitam legam yang sibuk menghabiskan mienya. Senyuman kecil tercetak jelas kala wanita yang Soogun pandangi tersedak makanan yang berada di mulutnya.

Soogun mendatangi Ajumma, memesan segelas air dan minta tolong Ajumma untuk memberikan air itu pada wanita yang masih terbatuk-batuk di tempatnya.

Soogun duduk di salah satu meja. Sambil menumpu dagunya dengan kedua tangan, ia menatap ke arah Jisoo yang sedang menenggak habis air minum dari Ajumma. Detik berikutnya, manik mata mereka saling berpandangan secara tak sengaja. Soogun makin tersenyum lebar, sementara Jisoo memasang ekspresi yang sulit Soogun mengerti.

"Soogun-ssi," bahkan Jisoo juga menyerukan namanya di dalam kesunyian. Bikin Soogun terbang tinggi karena Idolanya mengetahui namanya.

"Iya," sahut Soogun.

Jisoo masih berada di tempatnya dengan ekspresi yang sama. Kalau boleh di tebak, ekspresi Jisoo seperti menyuarakan keterkejutan, tapi tak lama berubah tenang seperti baru saja menemui teman lamanya yang dinyatakan meninggal tapi ternyata hidup kembali.

Soogun beranjak dari tempatnya dan duduk di hadapan Jisoo. "Kau mengenaliku?"

Jisoo mengangguk sebentar. "Kau..." awalnya bisa saja, tapi kemudian matanya tiba-tiba melotot. "Sasaeng!"

Jisoo sudah berdiri berniat kabur. Tapi Soogun menarik tangannya menyuruh duduk kembali. "Aku tidak akan berbuat macam-macam, hanya ingin makan. Kau tak perlu takut."

Bagaimana tak takut, Soogun adalah orang yang sangat terobsesi padanya. Semua penggemarnya bahkan mengetahui itu. Soogun yang berada di depannya adalah Soogun yang berbeda dengan Soogun yang Jisoo temui di 'mimpi' nya waktu itu. Mereka tidak sama.

Jisoo kembali bangkit meninggalkan tempatnya duduk, ia terlihat mendatangi Ajumma untuk membayar pesanannya. Soogun hanya diam memandangi Jisoo sambil senyum-senyum sendiri.

Wanita itu kini keluar dari restoran mie, berdiri di depan seraya menelepon seseorang.

Ajumma memberikan pesanan Soogun, semangkuk Mie dan segelas teh lemon. Walaupun aroma lezat dari mie sudah menyeruak ke dalam hidungnya, tapi aura Jisoo lebih menarik perhatian Soogun. Wanita itu tampak lucu bergerak-gerak gelisah di depan sana, bikin Soogun beranjak mendatanginya.

"Ada apa?" Tanya Soogun saat tiba di dekat Jisoo.

Pertanyaannya tidak di jawab, Jisoo malah membalik badan ingin pergi. Tapi Soogun langsung menarik tangannya. Jisoo menyentak perlakuan itu seraya menoleh ke sekitar. Takut ada seseorang yang melihat dan memotretnya untuk dijadikan berita terkini.

"Kenapa kau takut padaku?" Tanya Soogun.

"Seharusnya kau sudah mengetahui jawaban dari pertanyaanmu itu." Balas Jisoo.

"Aku bukan penguntit."

"Itu menurutmu, menurutku kau seorang penguntit."

"Hari ini kita bertemu karena ketidak sengajaan. Aku tidak berniat mengikutimu."

"Lalu untuk apa kau berdiri di depanku sekarang? Kalau kau memang datang untuk makan, ya makan saja sana, tidak usah mendatangiku."

"Aku hanya bertanya karena kau terlihat sangat gelisah. Apa managermu tidak bisa menjemput?"

"Bukan urusanmu."

Soogun tersenyum kecil. Rasa ingin memeluk wanita di hadapannya ini sudah berada di ubun-ubun tapi Soogun masih bisa menahan.

Lelaki itu merogoh saku celana jeans dongker yang ia pakai dan mengeluarkan sebuah kunci mobil, ia meraih tangan Jisoo dan meletakan kunci mobilnya di telapak tangan wanita itu.

"Pakai mobilku yang berada di depan klinik hewan."

"Tidak usah."

Soogun menggeleng ketika Jisoo hendak mengembalikan kunci mobilnya. "Tak apa-apa, letakan saja di depan dorm kalau kau sudah sampai. Nanti aku akan menyusul."

Karena Jisoo menyuarakan penolakan lagi, Soogun langsung masuk ke dalam restoran mie sambil menutup kedua telinga dengan telapak tangan. Bermaksud memberitahu Jisoo kalau ia tak mendengarnya.

Sepeninggalan Soogun, Jisoo masih berdiri di tempatnya sembari menatap kunci mobil lelaki itu yang ada ditangannya. Kalau ia tak memakai mobil Soogun untuk kembali ke dorm, kemungkinan besar ia harus jalan kaki karena Jisoo tak membawa uang lebih untuk naik taxi. Ia juga tak menduga kalau Bianca tidak bisa menjemputnya karena ada keperluan mendadak di luar kota. Alhasil, tak ada pilihan lain.

Jisoo memberanikan diri mendatangi mobil yang satu-satunya terparkir di depan klinik hewan. Ia masuk ke dalam mobil berwarna hitam mengkilat itu, memasang sabuk pengaman dan bersiap untuk pergi menuju ke dorm.

Beberapa menit perjalanan. Semuanya biasa saja, sampai Jisoo memincingkan mata ketika melihat seseorang yang tak asing baru saja naik ke dalam sebuah taxi.

Mengubah tujuannya, Jisoo malah mengikuti orang itu yang entah mau kemana.

Seperti yang ia duga. Jisoo melihat Somi turun dari taxi yang ia ikuti selama hampir 30 menit. Somi juga sudah tak memakai masker dan kacamata hitam lagi seperti tadi, sosoknya kini masuk ke tempat di mana taxi yang ia tumpangi berhenti.

"Somi ke Gereja?"

×××

KOMEN NEXT YANG BANYAK DONG BIAR RAME WQWQWQ

SIYU

Last Member | ft. BLACKPINKWhere stories live. Discover now