1 8 : New Manager

2.3K 557 64
                                    

Kwon Hansu adalah lawan Jung Doowon di pemilihan Presiden kali ini. Bianca mengetahuinya, bahkan soal skandal Jung Doowon dan Jennie yang Kwon Hansu buat untuk menjatuhkan lawannya itu.

Walaupun mengetahui kebenaran, Bianca sama sekali tak berniat untuk mengungkapkan apapun. Mengikuti alur, dan mengambil kesempatan di kala ia membutuhkan, dan tak-tik nya benar saja. Semudah ia menaklukan Somi, Jennie pun begitu.

Tugasnya sekarang adalah membuat Jennie makin percaya. Usahanya menelepon banyak orang tak sia-sia. Bianca menyeringai sambil menunggu orang terakhir yang ia telepon menjawab panggilannya.

Butuh dua kali Bianca mengulang panggilan telepon karena tidak mendapat jawaban. Sampai akhirnya telepon tersambung dengan suara seorang wanita yang menyahut di seberang sana. Suara serak, seperti suara orang yang batu bangun tidur padahal hari itu jam sudah menunjukan pukul 11 siang.

"Yeoboseyo?" (Halo 'telepon')

"Jeon Seola?"

"Em? Nugu seyo?" (Kamu siapa?)

"Aku orang yang mengtahui kerja samamu dengan Kwon Hansu."

Tak ada balasan untuk beberapa saat, sepertinya Jeon Seola sedang tercekat. "Kau bicara apa?" Kata Seola.

"Aku tahu tentang kerja samamu dengan Kwon Hansu." Ulang Bianca.

"Sepertinya kau salah orang. Aku tidak mengenal siapa itu Kwon Hansu."

"Mana mungkin. Kwon Hansu adalah salah satu kandidat di pemilihan Presiden di negara ini, dan sekarang dia memenangkan pemilihan atas kerjasama kalian berdua menjatuhkan Jung Doowon. Tidak mungkin kalau kalian tidak saling mengenal."

"Kau siapa?!"

"Tadikan aku sudah bilang, aku orang yang mengetahui kelakuan busuk——"

Telepon diputus secara sepihak. Bianca berdecak lalu tersenyum miring. "Dia mau bermain lebih lama denganku ternyata." Seringaian jelas terbentuk di kedua sudut bibirnya.

Makin semangat, Bianca mengetik sesuatu dan mengirim pesan pada Jeon Seola ;

Aku menuju ke rumahmu

Berdiri meninggalkan meja makan di unit apartemen nya, Bianca membuka lemari pakaian dan mengambil sebuah koper yang ia letakan di paling atas sisi lemari. Kemudian membawanya menuju rumah Seola.

×××

"Mwoya?!" (Apaa?)

"Kau sedang apa?"

"Bersiap membunuhmu!" Seola memang selalu naik pitam jika sudah berhubungan dengan yang namanya Yeongje. Seniornya di kampus yang sangat menyebalkan. Kalau saja Yeongje tidak memiliki foto naked nya ketika mereka sedang 'having fun'. Mungkin Seola sudah membunuhnya beneran.

"Aku siap menunggu." Terdengar kekehan Yeongje di telepon. Seola langsung memutuskan sambungan dan melempar ponselnya ke sembarang arah. Persetan bila benda itu terselip di sisi tak terjamah, ia bisa membelinya lagi.

Berusaha merebahkan dirinya yang lelah di tempat tidur, Seola mendesah sambil menatap langit-langit kamar yang terasa muram. Hanya ada lampu gantung yang dimatikan.

Wanita itu memejamkan matanya, namun baru beberapa detik telepon unit apartemen nya malah berbunyi.

Dengan sangat amat malas Seola bangun dari tempat tidurnya untuk mengangkat telepon. Terdengar suara resepsionis menyapanya di sana, memberitahu bahwa kakaknya Seola yang dari Kanada menunggunya di lobby.

Last Member | ft. BLACKPINKWhere stories live. Discover now