O 9 : Last Member

6.7K 1.3K 314
                                    

Jisoo berpesan pada Jennie agar wanita itu tidak meninggalkan kamar sendirian, sementara Jisoo yang sudah tak tahan berlari kecil menuju toilet yang berada di ujung lorong rumah sakit.

Setelah mengangguki pesan Jisoo, Jennie hanya fokus dengan kesibukannya menyantap semangkuk bubur khas rumah sakit sambil berselancar di kolom komentar instagramnya. Walau sesibuk apapun, Jennie pasti selalu membaca komentar-komentar yang dikirim oleh para Blink. Walau kadang ada saja komentar yang membuatnya naik pitam. Tetapi itu semua tak sebanding dengan komentar dukungan dari para penggemar.

Jennie melahap kembali suapan yang kesekian ke mulutnya. Sembari matanya tidak beralih dari benda pipih yang ia pegang. Selagi itu, pintu kamar rawatnya dibuka seseorang. Jennie masih tidak merespon, seolah yang ada di sekitarnya bukanlah hal yang penting.

Jisoo masuk setelah urusannya dengan toilet diselesaikan secara cepat, ia bersyukur saat itu toilet sedang tidak ramai. Sehingga ia tidak perlu menahan rasa tak enak diperutnya lebih lama.

Wanita itu mengambil majalah yang ada di meja, berniat untuk duduk dan membaca buku yang ada di genggamannya. Akan tetapi melihat Jennie yang makan 'sesuatu' membuat mata Jisoo membulat serta berlari menghempas sendok di tangan Jennie dengan begitu kencang. Membuat Jennie yang terkejut reflek menjatuhkan mangkuk buburnya ke lantai, menciptakan suara bising ketika benda kaca itu menghantam lantai.

Tapi tindakan Jisoo adalah hal yang benar, kini keduanya membekap mulut tak percaya dengan apa yang mereka lihat ditumpahan mangkuk itu. Jennie bahkan langsung memegangi perutnya yang terasa mual. Belatung dan cairan merah kecoklatan yang kental mengotori lantai. Apakah itu yang barusan Jennie makan?

'tubuh yang indah adalah dambaan bagi setiap wanita. Tak ada salahnya kan kalau aku meminta?'

Jennie langsung menutup kedua telinganya rapat-rapat, suara tersebut terus berdenging sampai membuat pendengarnya sakit.

Jisoo mengepalkan tangannya kuat, dia berlari memeluk Jennie yang berteriak ketakutan. Berusaha menenangkannya.

×××
































Sudah hampir 1 minggu Jennie tidak mau makan, hanya minum air mineral sesekali saat ia sedang merasa haus.

Seharusnya wanita itu sudah keluar dari rumah sakit sejak 5 hari yang lalu, namun karena Jennie tidak mau makan dengan waktu yang cukup lama, membuat kondisinya malah semakin menurun.

Jisoo sendiri tidak pernah absen berada di dekat Jennie, ia juga berusaha membuat temannya itu mau makan walau hanya sesuap nasi. Tapi Jennie selalu menolaknya. Seolah selera makannya telah hilang.

Kalimat itu terus terngiang di pikiran Jisoo, mengingat kejadian seminggu lalu tentang bubur yang Jennie makan berubah menjadi bubur darah kental. Kemungkinan besar napsu makan Jennie menghilang karena hal itu.

"Jennie-ya, kau harus makan. Kali ini aku membawakanmu bimbimbap, dan pizza dengan topping keju mozzarella. Lihat," Jisoo mengambil sepotong Pizza sehingga lelehan keju mozzarella terlihat. Berharap Jennie akan tergiur dan mau makan, tapi ternyata tidak.

"Aku tidak lapar Eonnie." Balas Jennie hanya fokus dengan ponselnya.

"Bagaimana bisa kau tidak lapar? Bahkan kau belum makan selama 1 minggu."

Jennie tidak menanggapi Jisoo, tatapannya hanya tertuju pada benda pipi yang membuatnya selalu sibuk.

Jisoo meletakan potongan pizza yang ia pegang di tempatnya lagi, bahunya turun, terlihat lesu. Ditatapnya Jennie yang makin mengurus, bahkan cetakan tulang di jari-jarinya sangat kentara. Ia jadi terlihat seperti wanita berumur 80 tahun. Jisoo sangat sedih melihatnya.

Last Member | ft. BLACKPINKWhere stories live. Discover now