A Hitman: 6

Mulai dari awal
                                    

-Lee Aera

Jungkook mengepalkan tangan erat. Ia mendongak menatap presensi Aera yang berada di depan papan tulis. Perempuan itu siap untuk keluar kelas. Tapi sebelum itu ia menoleh ke arah Jeykey kemudian mengedipkan mata kepadanya dan tersenyum penuh kemenangan.

"Hal apa lagi yang akan perempuan itu lakukan?!" jika saja tidak lagi di sekolah, maka Jungkook tak akan segan akan membanting ponselnya hingga pecah berkeping-keping.

Jungkook yang tadinya sedang emosi mendadak merasa tenang saat mendengar suara Lisa yang mengalun indah ditelinganya.

"Jeykey..."

Jungkook tersenyum hangat. Sayang sekali hari ini ia tidak bisa mengantar Lisa pulang. Padahal niat awalnya tadi Jungkook ingin mengajak Lisa jalan-jalan.

"Lisa.. maaf ya, hari ini aku tidak bisa mengantarmu pulang."

Senyuman diwajah Lisa seketika langsung memudar. "A-ah.. begitu ya?"

"Maaf, ya..."

"Ya, gak papa kok. Aku pulang naik bus aja."

"Mau kuantar sampai halte?"

Lisa menggeleng cepat. "Gak.. gak usah. Kayanya kamu lagi ada keperluan. Aku gak mau ngerepotin kamu."

"Gak k--" ucapan Jungkook terhenti saat merasakan kembali getaran di ponselnya. Tidak usah ditanya lagi, Jungkook tahu itu pasti notifikasi dari Aera. "Ya, udah kalo begitu aku duluan, ya."

Lisa mendesah kecewa saat melihat Jeykey sudah keluar dari kelas. Lisa sengaja masih di dalam kelas untuk menunggu sekolah sepi. Sebenarnya, Lisa tidak berani keluar kelas sendirian. Ia takut jika nantinya akan bertemu Jaewon.

Merasa sekolah sudah sepi, Lisa mulai melangkah keluar kelas dengan was-was. Saat melewati kelas Jaewon, Lisa mendadak menghentikan langkahnya Mengecek kelas itu terlebih dahulu. Gadis itu bernapas lega saat melihat kelas 12I sudah terlihat sepi.

Berarti Jaewon sudah pulang, 'kan?

Baru saja Lisa ingin melanjutkan langkahnya, tiba-tiba tubuhnya diseret secara paksa-- dibawa masuk kedalam kelas 12I.

Tubuh Lisa dihempaskan begitu saja ke tembok. Mimpi buruk Lisa kembali terjadi. Kini Jaewon berada didepannya, mengurung Lisa ke tembok dengan kedua tangannya agar gadis itu tidak bisa kabur.

Laki-laki itu tersenyum penuh kemenangan saat melihat Lisa membolakan matanya. Pastinya gadis itu sangat terkejut melihatnya yang masih berada di sini.

Oh, ayolah memangnya Jaewon akan menyerah begitu saja? Asal kalian tahu, setelah bel pulang dibunyikan pemuda itu terus memantau Lisa dari luar kelas. Lalu, ketika gadis itu keluar Jaewon segera bersembunyi agar tak ketahuan.

"Kenapa? Kau pikir aku sudah pulang, ya?" Jaewon mengangkat dagu Lisa agar gadis itu menatapnya. "Jangan takut, sayang. Aku jadi merasa sedih melihatnya."

Tubuh Lisa gemetar hebat saat melihat senyum menakutkan terpatri diwajah Jaewon. Terlebih lagi jarinya yang mengelus pipinya membuat ia semakin ketakutan.

"Aku sudah kembali, sayang. Kau merasa bahagia, 'kan. Melihatku kembali bersekolah? Satu minggu tidak bertemu denganmu membuat hidupku jadi terasa hampa."

Setelah berkata seperti itu, Jaewon meraih tangan Lisa dan menuntunnya untuk menyentuh luka yang masih membekas disekitar wajahnya akibat pukulan yang Mingyu berikan seminggu lalu. "Kau lihat? Aku terkadang masih merasa kesakitan. Tapi, karena hari ini aku mulai bertemu denganmu, rasa sakitnya tiba-tiba saja sudah menghilang."

Satu minggu tak bertemu dengan Lisa membuat Jaewon semakin bertambah gila. Tidak melihat Lisa sehari saja sudah sangat membuatnya tersiksa. "Mengapa kau bertambah cantik, sih? Ck, aku jadi semakin tergila-gila denganmu."

Pemuda bermarga Kim itu mengusap lembut dagu Lisa dan menatap wajahnya dengan intens.

Siswa Kim itu mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Lisa untuk mendaratkan kecupan di bibirnya. Tapi saat hidung mereka sudah saling bersentuhan, Lisa langsung memalingkan wajahnya. Kini napas Lisa memburu bahkan beberapa bulir air mata sudah jatuh membasahi pipinya.

Lisa benar-benar merasa ketakutan sekarang.

Jaewon merasa kesal saat Lisa memalingkan wajahnya. Ia mencengkeram dagu Lisa erat agar gadis itu tidak bisa berpaling lagi. "Sudah kubilang jangan takut. Aku hanya akan mengecup bibirmu saja. Kenapa kau selalu menolak, sih?"

Laki-laki itu berusaha mengontrol emosinya. Tidak, ia tidak mau kehilangan kontrol dan membuat Lisa semakin ketakutan.

Melihat pipi Lisa yang sudah dibanjiri air mata membuat Jaewon merasa sedih. "Jangan menangis, sayang. Aku tidak suka perempuan cengeng." Jaewon menghapus air mata Lisa. "Aku akan mengecup bibirmu, ya?"

Lisa menggeleng lemah. Tolong siapapun datanglah untuk menolongnya.

"Oohh~ kau maunya aku melumat bibirmu, bukan mengecup saja?" Jaewon berucap semakin diluar nalar. Jika dilihat seperti ini, siswa itu lebih terlihat seperti orang gila. Walaupun kenyataannya memang seperti itu. Kim Jaewon sudah dibuat gila oleh Lisa.

"Kumohon pergilah." lirih Lisa.

"Kau baru saja mengatakan sesuatu? Kau ingin aku cepat-cepat menciummu, benar begitu?"

Tubuh Lisa sangat lemas sekarang. Berhadapan dengan Jaewon adalah hal yang paling gadis itu takuti. Lisa tidak akan bisa melawan jika sudah berhadapan dengan siswa bermarga Kim ini.

Jaewon mulai mendekatkan wajahnya kembali ke wajah Lisa. Sungguh Lisa tidak bisa berkutik sama sekali, bahkan hanya untuk sekedar mendorong laki-laki itu.

Braaakkk!!!

Sebelum Jaewon berhasil menyatukan bibir miliknya dengan milik Lisa, pintu yang tiba-tiba terbuka dengan keras membuat Jaewon menghentikan aksinya.

~Lizkook~

A Hitman || Lizkook [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang