Chapter 31

142 27 7
                                    

Terdengar suara pintu terbuka nampak wajah tampan Adrian dari pintu pintu masuk sana, Adrian barusaja pulang dari masjid untuk shalat subuh, ia tak pernah mengajak Dita untuk shalat di masjid. Entah karena malas membangunkan Dita di subuh hari atau tak ingin jika temannya melihat kecantikan istrinya itu.

Tak bisa diragukan lagi cantiknya Dita, ya sekarang Dita sudah mengenal yang namanya skincare, mulai dari perawatan wajah, hair care, body care, hingga minum vitamin agar selalu terlihat fresh, intinya Dita sekarang sudah sangat memperhatikan penampilannya. Sebelum mengenal skincare wajah Dita memang dari lahir cantik, cuma karna belum terawat jadi kering dan kusam.

Siapa yang ngajarin dunia per-skincare an sama Dita?

Ya

Tentu saja Jawabannya Fira.

Hampir setiap hari Dita diceramahi materi perskincare-an, apabila ia skip sehari doang, maka siap siap saja, Fira akan ke rumah Dita dan mereka skincare-an bareng.

Memang wajahnya sangat imut dari lahir, namun ketika ia remaja seperti saat ini ia tak pernah memperhatikan penampilannya.

Semua itu ia lakukan agar bisa glow up, setiap kali ia merasa malas skincare-an ia mengingat kembali kata kata hujatan dan bully-an yang ditujukan kepada dirinya. Hal itu yang menjadi penyemangatnya untuk bisa glow up.

Selain itu ia pernah menuliskan kalimat yang sangat memotivasi yaitu :

Proses mencintai diri sendiri

Setelah banyak bullyan dan cacian yang aku terima dari mulut mereka yang tak berdosa katanya.

Kini aku terpuruk dengan pedang kata yang mereka lontarkan dan kerap kali mengusik fikiranku.

Aku tak mengerti apa yang mereka tak suka dariku.

Mereka yang terlihat cantik selalu menuai pujian dan sanjungan.

Seakan dunia berbisik
'keadilan sosial hanya bagi orang yang good looking'.

Kesempatan untuk bekerja seakan berkata
'kami hanya membuka lowongan pekerjaan hanya bagi yang good looking'

Mereka hanya mengandalkan fisik dibandingkan skill.

Para staffnya hanya berusaha untuk menebalkan bedaknya ketimbang menebalkan ilmunya.

Kita hidup dimasa dimana kesempurnaan dinilai dari penampilan bukan dari akhlak. Apakah serendah itu pemikiran orang awam? Sehingga bisa dengan mudahnya merendahkan orang lain.

Ia belajar banyak dari Fira, mulai dari segi penampilan, cara memakai riasan wajah, skincare-an, dan masih banyak lainnya, Namun badan Dita masih sama seperti sebelumnya, karna ia belum ada niatan untuk ke gym, menurutnya untuk sekedar lari larian di atas treadmill yang menghabiskan uang ratusan ribu, mending ke lapangan bola lari sepuasnya tanpa ada bayaran.

"Dita" panggil Adrian.

"Iya mas" jawab Dita yang saat ini berada di dapur menggoreng nasi.

"Kesini bentar"

Dita mengerutkan keningnya heran, tumben Adrian memanggil namanya pagi pagi gini, Ia segera mematikan api dan menghentikan kegiatan memasaknya sebentar.

"Iya kenapa mas?" Tanya Dita ketika sampai dihadapan Adrian.

"Ada hal yang perlu saya bicarain sama kamu" ucap Adrian begitu serius.

"Okey, mau ngomong apa?" Ucap Dita santai.

"Minggu depan saya harus pergi"

"Oh, mau keluar kota ya mas? Ada kerjaan bisnis?"

Gendut No Problem(On Going)Where stories live. Discover now