CHAPTER 48

294K 31.3K 13.2K
                                    

(CHAPTER 48 - RHEA ANGEL GORGEOUS, ILY)

"Pergi ke mcd beli kebab, hei baby can i get your pap?"Ragilio Yaza Fakriansyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi ke mcd beli kebab, hei baby can i get your pap?"
Ragilio Yaza Fakriansyah

Rhea menerima bunga pemberian Atlas, senyum manis terpatri dibibir kecilnya. Pupil mata gadis itu membesar ketika menatap Atlas, membuat hati Atlas menghangat melihatnya, hanya dari tatapan yang diberikan Rhea bisa membuat dirinya luluh.

"Baby breath? Wah ini cantik banget, makasih Atlas," seru Rhea senang, nada suaranya seperti anak kecil yang diberikan mainan baru.

Atlas tersenyum tipis, lagi dan lagi tangannya terangkat mengusap rambut Rhea yang tergerai indah. Rasanya sangat bahagia bisa membuat seseorang yang kita sayang tersenyum. "Ini nggak ada apa-apanya Rhe, seharusnya gue yang bilang makasih karena lo udah hadir dihidup gue," balas Atlas.

Rhea meletakkan bunga baby breathnya, lalu tangannya terangkat menggapai jari-jemari Atlas yang ada dikepalanya dan menggenggam jari-jemari itu dengan erat. "Kamu tau At... aku pikir setelah aku lumpuh, hidup aku akan lebih menderita. Tapi aku salah, aku nggak pernah nyangka Tuhan akan kirim kamu dihidup aku,"

"Entah apa yang terjadi kalau kamu nggak ada, mungkin aku udah nyusul Karina dengan cara-"

"Gue nggak mau denger, yang pasti gue cuma mau minta lo selalu bahagia karena kebahagiaan gue ada sama lo," potong Atlas.

Senyum ceria Rhea perlahan memudar, kemudian tergantikan dengan senyum tipis. "Kalau aku nggak ada gimana? Ajal nggak ada yang tahu 'kan?"

Atlas menggeleng pelan, jari-jemarinya refleks membalas genggaman Rhea dengan erat, seakan takut kehilangan gadis itu. "Kalau lo nggak ada, maka gue nggak akan pernah bahagia sampai gue ketemu lo lagi dikehidupan selanjutnya, Rhe. Jadi gue harap lo jangan pernah tinggalin gue," ujar Atlas penuh keseriusan.

"Janji?" Atlas menunjukkan jari kelingkingnya, meminta Rhea agar berjanji padanya.

Rhea tersenyum penuh haru, ia mengangguk pelan. "Ya, janji," balasnya dengan melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Atlas.

Atlas menghela nafas pelan, rasa lega kini menghangatkan hatinya. Memikirkan Rhea pergi membuat jantungnya berdetak tak karuan dan hatinya menjadi pedih. Atlas tak ingin hal itu sampai terjadi.

"Sekarang lo makan dulu, lo pasti laper 'kan?" Papar Atlas lalu ia membukakan sebuah roti coklat dan beberapa camilan lainnya. Semua itu sudah disiapkan Ragil sedari awal. Lelaki itu memang pakarnya dalam hal keromatisasian.

Detik demi detik bertambah, semakin lama semakin banyak pengunjung pantai yang berdatangan untuk melihat sunset, padahal jam baru menunjukkan pukul 16:00 wib. Sedangkan Rhea dan Atlas masih tak beranjak dari tempat, mereka masih mengobrol ringan dan menikmati snack sampai habis.

LEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang