CHAPTER 41

328K 41.2K 20.7K
                                    

|Pesan percakapan RHEASKALA saat sebelum Skala berubah|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Pesan percakapan RHEASKALA saat sebelum Skala berubah|

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA COMMENT DISETIAP PARAGRAF❤📖

[CHAPTER 41 - ATLAS DAN TINGKAH MANISNYA]

"About your lost, i was never ready at whenever."
Unknow

Atlas membuka gerbang pagar rumah Rhea, lelaki itu berniat mendatangi Rhea untuk mengembalikan ponsel gadis itu yang tertinggal sekaligus mengajak Rhea makan bersama keluarganya dirumah.

Berkali-kali Atlas mengetuk pintu namun tak ada jawaban. "Rhea," panggilnya.

Atlas mencoba membuka knop pintu dan ternyata pintu tidak terkunci. Tanpa izin terlebih dahulu Atlas masuk kedalam rumah begitu saja.

Cat putih dengan interior dan barang-barang mewah langsung masuk ke retina mata Atlas. Selama bertahun-tahun bertetangga dengan Rhea, dirinya tak pernah berkunjung kerumah gadis itu. Dirinya terlalu malas, lagipula Faizan dan Vania adalah orang yang sangat tertutup. Tak heran jika hari raya rumah Rhea sepi, tak ada keluarga yang berkunjung.

Atlas pernah dengar jika keluarga besar Rhea tak tinggal di Jakarta. Mereka semua ada dipulau sebrang, di Sumatera tepatnya. Entah itu benar atau tidak karena Atlas tak pernah bertanya tentang hal privasi seperti itu kepada Rhea. Dirinya tau mau dicap sebagai lelaki yang kepo dan ingin tahu urusan pribadi orang lain.

Atlas melangkah lebih dalam memasuki rumah Rhea, tak ada foto keluarga ataupun foto masa kecil Rhea yang terpajang di dinding ataupun meja. Namun netra Atlas menangkap sebuah foto besar yang terpasang didinding ruang tengah, foto pernikahan Faizan dan Vania yang terlihat sangat sederhana.

Tanpa diminta kaki Atlas melangkah mendekati foto itu. Tak ada raut bahagia diwajah Faizan, jika dilihat dari mata lelaki itu hanya terpancar kesedihan yang mendalam.

Mata Atlas menyipit melihat tulisan kecil diujung foto, benar-benar kecil sampai Atlas harus menyipitkan mata. Mungkin jika orang rabun, tulisan itu tak akan terlihat.

24 november 2004.

Kening Atlas mengernyit setelah membaca tulisan itu. Dalam hati dirinya bertanya, apakah itu tanggal pernikahan Faizan dan Vania? Lalu bagaimana bisa ditahun 2004 Rhea juga lahir? Apa mungkin tahun difoto ini salah? Atau bisa jadi ada sesuatu yang keluarga ini rahasiakan?

Bunyi ketukan tongkat mengalihkan atensi Atlas, lelaki itu membalikkan badannya dan netranya menangkap Rhea yang tengah kesusahan menuruni setiap anak tangga.

Atlas segera melangkah mendekati Rhea dengan tergesa-gesa, takut jika gadis itu tergelincir dan jatuh.

"Rhe," panggil Atlas sembari menaiki anak tangga.

Fokus Rhea yang tadinya berada pada setiap anak tangga kini beralih menatap Atlas. "Atlas ada disini?" Tanyanya.

Atlas tak menjawab, tangannya beralih menjaga dibagian belakang punggung dan depan Rhea. Tak menempel, hanya berjaga saja agar jika Rhea jatuh dirinya bisa langsung menangkap.

LEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang