| Prolog |

2.5K 234 6
                                    

••

|Key of the end|

°°°
Hajime Isayama © SnK
Akimi Yoshida © Ash [Banana Fish]

°°°
OOC, OC, Shounen Ai
Typo

°°°
|Story by me|

••

Ash yang sedang berlari menuju bandara setelah menerima sebuah surat dan tiket pesawat dari Eiji terhenti oleh seseorang yang tiba-tiba menabrak dan menikam perutnya dengan pisau. Ia segera membalas dengan menembak mati sang pelaku dibagian dadanya.

Setelah kejadian itu Ash kembali berjalan, namun bukan menuju bandara melainkan perpustakaan. Sesampainya diperpustakaan ia kembali membaca surat dari Eiji berulang-ulang sampai akhirnya tertidur.

'Semuanya nampak gelap, tenang dan sepi inikan yang disebut dengan kematian.' batinnya sampai, "Ash bangunlah, ASH!" teriak seorang pemuda bersurai kuning yang sedang mencoba membangunkan pemuda yang tergeletak pingsan didepannya diikuti pemuda lain yang duduk bersebrangan dan seorang gadis seumuran mereka yang nampak khawatir namun tetap diam.

Ash merasakan ada yang berteriak dan menggoyang-goyangkan badannya. 'Ukh, Eiji?' batin Ash perlahan membuka kedua matanya.

"Syukurlah kau baik baik saja, Ash." Lanjutnya merasa lega dengan banyak air mata yang mengucur dari kedua manik Blue Ocean nya, diikuti dua orang anak berbeda gender yang ikut menatapnya dengan lega.

"Kalian siapa? Dimana aku?" Tanya Ash mencoba bangun dari tidurnya. "Apa yang sebenarnya sudah terjadi?" Lanjutnya setelah duduk dan melihat sekeliling. "Dan bagaimana dengan Eiji? Apa dia sudah pergi?"

"Apa kau tidak ingat dengan kami? Kami temanmu, kita tumbuh dan bermain bersama sejak keluarga Eren mengadopsi dan merawatmu 3 tahun yang lalu. Sekarang kita sedang berada disebuah bangunan didalam wall Rose tempat evakuasi sementara." Jelas pemuda bersurai kuning dan diangguki oleh kedua pemuda lainnya.

'Bukankah seharusnya aku sudah mati? Wall Rose? Adopsi? Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Ukh, kepalaku rasanya pusing sekali.' batin Ash sambil memegang kepala yang berbalut kain kasa dan rambutnya erat.

"Apa kau tidak mengingat kami? Itu pasti karena kau terbentur setelah melompat dan menyelamatkanku padahal kau sedang terluka, maaf dan terimakasih." Sesal pemuda kuning merasa bersalah.

"Kalau kau tidak mengingat kami, kita hanya perlu memulainya dari awal lagi. Perkenalkan namaku Eren, Eren Yaeger." Ucap pemuda bersurai coklat memperkenalkan diri sambil meraih dan berjabat tangan dengan Ash.

"Namaku Armin, Armin Arlert. Dan dia Mikasa, Mikasa Ackerman." Jelas pemuda bersurai kuning ikut memperkenalkan diri dan gadis yang duduk disampingnya.

"Kalau kau lupa namamu adalah Aslan, Aslan Jade Callenreese. Tapi kami memanggilmu Ash karena kau yang memintanya dulu untuk memanggilmu 'Ash', setelah itu orang orang menjulukimu Ash Lynx karena tingkahmu seperti kucing liar kepada semua orang." Ucap Armin sambil terkekeh.

"Dan kau hanya menuruti perintah satu orang saja, yaitu ibunya Eren." Lanjut Armin memelankan suaranya dibagian akhir sambil menunduk sedih.

'Namaku masih sama, tapi sebenarnya ada apa? Mengungsi? Apakah sedang terjadi perang? Dan bahasa ini.. jepang? Dan anehnya aku bisa melafalkannya dengan lancar dan mengerti artinya.' batin Ash mencoba berdiri.

'Tubuhku terasa ringan.' batinnya setelah ia berdiri dan mencoba berjalan keluar.

"Tunggu kau mau kemana?" Ucap Eren sambil memegang pergelangan tangan Ash.

"Aku hanya pergi keluar. Lepa-" Balas Ash mencoba melepaskan pergelangan tangannya namun berhenti saat ia berbalik dan melihat pergelangan tangan nya yang sedang digenggam oleh Eren.

'Kecil, tanganku mengecil. Dan tubuhku juga ikut mengecil. Apa.. itu.. aku?!' batinnya sambil bolak balik melihat seluruh bagian tubuhnya, sampai ia melihat sebuah jendela kaca yang memantulkan seluruh bagian wajahnya.

'Ini.. wajahku saat berumur 10 tahun.'

"Ada apa Ash? Apa kau baik baik saja? Sebaiknya kau istirahat dulu, sampai kau pulih sepenuhnya." Khawatir Armin mendekati Eren dan Ash yang tiba tiba menghentikan perkataanya dan terdiam.

"Aku baik baik saja. Dan apa maksud mengungsi yang kau katakan sebelumnya? Apa sedang terjadi perang sekarang? Negara mana yang menyerang dan menjadi musuh kita? Atau apa mungkin tentara 'itu' masih hidup?!" Jawab dan tanya Ash dengan wajah datar.

"Negara? Tentara? Apa yang kau katakan Ash?" Tanya Armin bingung.

"Huh?" Cengo Ash. "Bukankah kita mengungsi karena sedang berperang dengan Negara lain?"

"Negara lain? Mereka tidak ada, Ash. Karena kita dan semua orang di wilayah ini adalah manusia terakhir yang tersisa dan berhasil bertahan." Jelas Armin.

"Apa maksudmu manusia sudah punah dan yang tersisa hanyalah para manusia yang bertahan disini?"

"Kurang lebih seperti itu. Sejak munculnya titan 100 tahun yang lalu dari buku yang kubaca dan kami ketahui, seluruh manusia diluar dinding sudah musnah dan punah. Yang tersisa hanyalah kita orang orang yang berhasil bertahan dan berlindung di dalam dinding raksasa setinggi 50m."

"Titan?" Cicit Ash.

"Iya titan. Seekor monster berbentuk manusia raksasa yang memakan dan memangsa para manusia seperti kita. Dan beberapa hari yang lalu tiba tiba muncul titan colosal dan titan zirah yang berhasil menghancurkan Wall tempat dimana kita tinggal, tempat kita tinggal bernama Wall Maria distrik Shigashina." Jelas Armin dengan raut wajah geram dan sedih.

"Titan.. colosal dan zirah?"

"Kami menyebutnya titan colosal karena ukurannya yang benar-benar sangat besar, berbeda dengan titan pada umumnya. Titan pada umumnya berukuran 10 sampai 15m sedangkan titan colosan ukurannya hampir sama- tidak ia bahkan melebihi tinggi dinding yang berukuran 50m. Dan sebutan titan zirah itu karena ia kulit yang sangat keras seperti baja."

'Titan.. 10 - 15m. Apa sekarang aku sedang berada di dunia dimana monster itu ada? Disini mereka melawan monster bukan manusia.. apa aku diberi kesempatan hidup normal namun tidak normal?! Jangan bercanda sialan!' batin Ash berdecak kesal. 'Tapi mungkin ini lebih baik dari pada dulu. Disini aku menjalani kehidupan dengan 'normal' seperti anak pada umumnya, buktinya adalah mereka yang mengaku sebagai teman masa kecilku sejak 3 tahun yang lalu, yang artinya sejak aku berumur 7 tahun, usia dimana aku pertama kali.. ukh, aku tidak ingin mengingatnya. Yang membuat kehidupan disini tidak 'normal' hanyalah keberadaan makhluk bernama 'titan', bila mereka semua tidak ada apa mungkin akhirnya aku bisa benar benar hidup dengan 'normal' ?' Batin Ash.

"Kalau begitu apa yang akan kalian lakukan sekarang?"

"Aku akan bergabung dengan pasukan Survei Corps dan memusnahkan seluruh titan didunia ini." Jawab Eren menatap Ash dengan penuh ambisi dan tekat, dan mengeratkan genggamannya yang tidak ia lepaskan pada Ash.

"Survei corps?" Tanya Ash menatap Armin.

"Itu adalah pasukan yang bertugas meneliti para titan dan sering kali melakukan ekspedisi keluar dinding. Bisa dibilang merekalah pasukan yang bertarung melawan titan digaris paling depan sambil meneliti asal usul keberadaan mereka." Jawab Armin.

'Ekspedisi, meneliti dan bertarung. Mungkin dari sana juga aku akan mengetahui mengapa aku ada disini.'

"Kalau begitu, aku juga akan bergabung dengan pasukan Survei Corps." Final Ash.

To be Continue

Jangan lupa voment..

See you..

Beginning of the End | Attack On TitanWhere stories live. Discover now