"Lagian kemarin lo minum susu om,"

"Beli lagi elah, kan om banyak duit. Cari duit om yang banyak buat gue foya foya."

"Dasar Jainudin!"

"Udah deh, pulang sekolah gue ngadu ke tante Aina, biar lo ga di kasih jatah!"

"Aduin aja, nanti nanges ga punya ponakan."

"Bodo amat! ga perduli, tunggu pembalasan ku om Fero yang tak terhormat."

Alden langsung mematikan panggilan, ia merubah raut wajah nya datar.

"Buang aja kenapa si, ribet lo!" celetuk Athan.

Alden menoleh lalu menjulurkan lidahnya, "Lo yang ribet."

Melihat Alden seperti orang tidak waras, membuat Athan mengangkat kedua alis nya. "The real kena mental ni orang."

"Ah udah gausah bacot, mana buku lo gue mau nyontek,"

"Bego di pelihara,"

"Lumayan dia berkembang biak jadi banyak."

•••

Kini sudah masuk jam istirahat, semua siswa-siswi SMA Gaswara meninggalkan kelas nya, entah itu mereka pergi ke kantin, perpustakaan, atau bahkan yang lain nya.

Ditempat ini lah Galen juga yang lain nya berada, kantin. Di hadapan mereka sudah tersedia makanan dan minuman yang sudah mereka pesan.

"Bakso gua, lo yang bayar kan?" tanya Athan.

Mendengar itu Alden langsung tersedak bihun, "sialan! gue bukan mesin atm!"

"Tadi lo nyontek sama gue! satu kata sama dengan lima ribu, jadi total yang harus lo bayar sekitar dua puluh ribu."

"Perhitungan banget lo! Ogah. Ga mau bayar gue."

"Ga usah bacot, semua gue yang bayar." ucap Galen tanpa ekspresi.

Gebby pun membulat di tempat, "serius Gal?" tanya nya.

Galen pun mengangguk tanpa menoleh pada Gebby.

"Orang kaya kalo kebanyakan duit, bingung ya cara ngabisin nya," ucap Dael.

"Iya, emang kaya lo, kaya tapi pelit!" balas Alden pada Dael.

"Gue bukan pelit, tapi Ngga mau buang duit untuk hal yang tidak penting."

"Alasan saja kau bang,"

disisi lain tepat nya di koridor sekolah yang tampak sepi, terlihat Gibran sedang berjalan menuju kantin.

namun sepertinya ada seseorang yang mengusik jalan nya. Yura.

"Gibran tunggu!" pekik gadis yang bernama Yura itu dari arah belakang Gibran, bukan nya berhenti Gibran malah tetap jalan dengan cool.

sampai akhirnya Yura meraih lengan Gibran, tapi Gibran malah menepis nya kencang.

"Ga usah sentuh gue, bangsat!" umpat Gibran.

mendengar bentakan Gibran, Yura sedikit memejamkan matanya, hal ini sudah sering Yura dapatkan, bukan hanya dari Gibran tapi dari kedua orangtuanya. Kalian ingat bukan jika Yura adalah anak broken home?

GALEN Where stories live. Discover now