23 - My Sweetheart

16 3 0
                                    

🔹🔸🔹🔸🔹Bismilllah🔸🔹🔸🔹🔸

Selamat datang di lapak saiya

Jangan lupa vote dan komen, ya

🔹🔸🔹🔸Happy Reading🔹🔸🔹🔸

Kepergian Richal memberi dampak yang luar biasa pada diri Zevan. Sedari tadi, cowok berseragam batik biru itu hanya memandangi sepiring nasi goreng buatan Mola, tanpa berniat untuk memakan apalagi menyentuhnya.

Kini, tak akan ada lagi gurauan yang tercipta, yang bisa membuatnya geram seketika. Hidupnya terasa hampa tanpa kehadiran Richal di sisinya. Richal memang menyebalkan, tetapi hanya ialah satu-satunya sahabat yang paling mengerti keadaan dirinya.

Tepat pukul satu dini hari, Richal beserta keluarganya berangkat ke Yogyakarta dengan menggunakan ambulans. Mobil yang difasilitasi rumah sakit untuk mengantar jenazah Bambang-ayahnya Richal-sampai ke pemakaman. Saat itu juga, untuk terakhir kalinya Zevan bisa melihat dan bertemu dengan Richal secara langsung. Hanya takdir yang dapat mempertemukan mereka di masa yang akan datang.

"A Zevan, ayo sarapan dulu. Nasi gorengnya enak, kok. Walaupun, gak seenak buatan Nyai. Gak apa-apa, deh. Entar Mola belajar lagi sama Nyai."

Zevan mengembuskan napas berat. Ia menggeleng sembari menjauhkan piring oranye tersebut dari jangkauannya. Sepertinya, hari ini Zevan sedang tidak nafsu makan. Mola menunduk dan melirik sekilas menu sarapan yang sudah susah payah ia buat. Akan tetapi, cowok berlesung pipi kiri itu tak berniat untuk mencicipinya sedikit pun. Apa ia tidak bisa menghargai kerja keras Mola selama di dapur tadi?

"Ya udah. Kalo A Zevan gak mau sarapan sekarang. Mola mau siapin bekal nasi goreng buat A Zevan dulu, ya," tutur Mola sembari mengitari meja makan yang ada di hadapannya dan mengambil kotak bekal yang tersimpan di lemari dapur. Gadis itu tersenyum ria kala menemukan kotak bekal berwarna merah muda di tempat itu.

"Kata Bapak, sarapan itu penting buat kecerdasan otak, A."

Mola menuangkan seporsi nasi goreng ke dalam kotak bekal berbahan plastik tersebut dan menyusunnya dengan rapi. Seperti bentuk karakter kartun yang ada di televisi. Gadis itu menepukkan kedua telapak tangannya, lalu menyerahkan kotak bekal itu pada lelaki yang tengah menopang dagu dengan tangan kanan.

"Dimakan, ya. Jangan dibuang. Nanti Mola nangis. Hehe ...," ujar Mola.

Sesuatu yang berwarna merah muda itu berhasil mengalihkan atensi Zevan. Dahinya menekuk dengan satu alisnya bergerak ke atas. "Buat siapa? Aku?" tanya Zevan. Jari telunjuknya mengarah pada dadanya sendiri. Mola mengangguk seraya tersenyum lebar, hingga gigi gingsul yang bertengger di gusi sebelah kanan ikut terlihat.

"Aku gak mau makan! Mending kamu kasih aja makanan itu sama temen kamu!" tegasnya berdiri dan bergegas meninggalkan Mola yang tercengang mendapat perlakuan seperti itu darinya.

"A Zevan jangan kayak gitu, dong! Nanti kalo pingsan di sekolah gimana? Mola sampe ngantuk-ngantuk masak ini buat A Zevan. Kalo gak mau sarapan di rumah, ya udah bawa ke sekolah," jelas Mola.

Netranya berkaca-kaca kala Zevan berbalik dan menatap tajam ke arahnya. Gadis bermata sipit itu menunduk sekadar menumpahkan buliran kristal yang menggenang di kelopak matanya. Kedua tangannya sibuk memelintir ujung hijab cokelat tua yang dikenakannya.

"Kenapa kamu gak ngertiin aku, sih?! Aku tuh lagi sedih karena Richal pergi dari sini! Kamunya malah sibuk ngurusin bekal buat dibawa ke sekolah! Harusnya kamu hibur aku, bukan maksa aku kayak gini!" bentak Zevan seraya membanting kotak bekal makanan itu.

Nasi goreng yang semula rapi, kini sudah tak berbentuk dan berceceran di atas pijakan tempat Mola berdiri. Kedua tangannya terkepal kuat. Cowok itu berusaha menormalkan kerja sistem pernapasannya yang tidak beraturan.

"A Zevan jahat!" teriak Mola.

Gadis itu melangkah cepat meninggalkan Zevan yang terpaku di sana. Deraian air mata mengiringi langkahnya menuju kamar tidur. Menutup pintu dengan sangat keras tanpa memedulikan Zevan yang terus-terusan menyebut namanya. Kejadian pagi ini kembali menoreh luka di hatinya. Mola tak menyangka jika dirinya akan dibentak oleh Zevan hanya karena masalah barusan.

"Mola benci A Zevan!"

🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹

Pendek, ya?

Sengaja, lanjutan ada di part selanjutnya 😂😂

Terima kasih banyak sudah mampir

Sekian dari saya. Terima THR 🙌

Lanjut gak? Ehe.

Ini (Bukan) Perjodohan |TAMAT|Where stories live. Discover now