47 : Jealous

1K 145 37
                                    

Selamat membaca

.

.

.

.

.

Pagi itu, setelah sarapan pagi. Tae Young mengapit dagunya dengan dua jari. Pria itu baru saja mendapat telepon dari kantor bahwa terjadi beberapa kekacauan di sana.

Aroma kopi hitam pekat tercium harum. Ia menoleh ke belakang, mendapati wanita yang selama ini selalu berada di sampingnya, menjadi tokoh yang membuatnya berubah.

Siluet Sang Mi akan selalu tampak anggun di matanya dan entahlah, ada sesuatu yang tidak ia sadari di mana medan magnet itu hingga membuat pria itu tidak berkutik selama beberapa waktu. Bahkan ketika Sang Mi menyodorkan gelas kopi pun Tae Young masih membeku.

"Apa kau benar-benar tak akan pergi bekerja? Sudah seminggu lebih kau tak bekerja dan aku rasa Hyun Woo Oppa sangat membutuhkanmu

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Apa kau benar-benar tak akan pergi bekerja? Sudah seminggu lebih kau tak bekerja dan aku rasa Hyun Woo Oppa sangat membutuhkanmu."

Tae Young tak berkedip. Ia kembali mendapatkan dunianya ketika bibir Sang Mi terkatup. "Sang Mi..."

"Jangan mencoba untuk merayuku dengan memanggil namaku seperti itu." Sang Mi mendesis tak suka, dia membuat gerakan melalui isyarat tangan. "Kemari."

Lalu, Tae Young kembali tersihir dan menurut. Pria itu melangkah tiga petak lebih dekat. Dia masih belum bertindak lebih banyak, dan lebih memilih diam ketika Sang Mi mendorong sebuah kursi kecil tepat di hadapannya.

Sang Mi naik di sana, membuat kursi itu sebagai pijakan agar dirinya bisa lebih tinggi dari Tae Young. Melalui posisi ini Sang Mi bisa meraih ujung rambut pria itu dan dengan pelan ia mulai menyisirnya.

"Terima kasih karena beberapa hari ini kau sudah menghabiskan seluruh waktumu di rumah sakit, menemaniku untuk merawat ayah. Aku dan Tae Mi merasa lebih cukup dari itu untuk mendapatkan perhatian lebih darimu. Lagipula... Ughh."

Reflek Tae Young memeluk pinggul Sang Mi yang lebih tinggi darinya membuat tubuh mereka rapat sampai perut Sang Mi bersentuhan dengan dada Tae Young.

Pria itu menunduk untuk memberikan perhatian pada putranya dengan ciuman lembut di perut istrinya.

Sang Mi tersenyum, ia merendah untuk menakup wajah Tae Young dengan kedua tangannya, memberikan kecupan ringan di ujung dagu lalu membuat kedua kening mereka menumpu hangat. "Terima kasih banyak sayang..."

Ulasan senyum tersungging di wajah Tae Young, pria itu memejamkan mata saat Sang Mi meresapi seluruh wajahnya dengan ciuman.

Kening, kedua pelupuk mata, hidung dan langsung turun ke dagu dengan melewatkan bagian terpenting yaitu bibir.

My Forced Marriage [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat