22

700 82 24
                                    

Lala kembali ke IGD dengan setelan jas dokter kebanggaannya.

"Dokter Layla, gawat!" seorang Suster menghampiri Lala dengan panik.

"Kenapa Suster?"

"Gawat! Siswi yang jatuh dari motor tadi, kabur!"

Mata Lala membelalak.

"Apa?!" pekiknya.

Lala berlari untuk memastikan, dan benar saja! Kosong.

"Apa hasil x-ray sudah keluar?"

Suster itu mengangguk.

"Vonis anda benar."

Lala segera berlari keluar.
Dari arah berlawanan, dokter Nafis nampak berjalan menuju IGD.

Melihat Lala yang berlari dengan wajah panik, membuatnya menahan tangan Lala.

"Ada apa?" tanyanya

"Maaf Senior, pasien Rara kabur sebelum diobati."

Terlihat wajah Nafis sedikit terkejut.

"Lalu, kau akan kemana?" tanyanya lagi.

"Ruang Direktur, melapor."

"Kalau begitu saya pergi dulu Senior."

Lala kembali melanjutkan langkahnya.

Tokk tokk tokk

Lala segera membuka pintu coklat di depannya saat terdengar suara mempersilahkan masuk dari dalam.

"Maaf mengganggu Profesor," ucap Lala kini berdiri sambil menundukkan kepalanya setelah menutup kembali pintu.

"Oh, Dokter Layla? Ada apa?"

"Duduklah.."

Lala menggeleng.

"Maaf Profesor, pasien Rara kabur sebelum saya sempat mengobatinya. Tadi ada pasien darurat yang harus segera dioperasi dan saya diperintahkan menjadi Dokter asisten, akhirnya saya meninggalkan pasien Rara. Maaf tidak bisa mengawasi pasien Rara dengan benar. Ini salah saya--"

"Tidak apa. Anak itu memang selalu kabur jika ada kesempatan. Ini bukan salahmu Dokter Layla. Ini bukan pertama kalinya lagi."

"Pergilah, aku akan mengobatinya nanti di rumah."

Lala mengangguk dan meminta maaf lagi, lalu keluar.

"Bagaimana?" tanya Nafis setelah melihat Lala kembali.

"Eoh? Eum.. Begitulah."

Nafis mengernyit. Ada yang paham dengan jawaban Lala? Tolong jelaskan kepada Nafis.

"Oke." Nggak terlalu penasaran juga Nafis sih.

"Mau makan siang bersama?" ajak Nafis.

Lala menatap sekeliling risih.
Kenapa si, Lala selalu diliatin orang.
Kenapa si Lala selalu jadi pusat perhatian? PD:v

Padahal staff rumah sakit itu sedang memperhatikan Nafis. Secara, Dokter Nafis itu tampan terus keren.

"Ayo. Eh, sebentar. Saya mau telepon dulu. Senior bisa ke kantin dulu, nanti saya menyusul."

Lala pun sedikit menjauh, lalu mengeluarkan ponselnya.

"Lo buntutin gue lagi? Apa laki-laki di depan lo itu masih menyuruh lo buat mengawasin gue? Bilang sama dia, gue udah move on. Bilang, kalau gue udah bahagia."

MONEY GIRL [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang