"Pokoknya Lala nggak mau! Kita udah putus!" tegas Lala, memotong ucapan Mamanya lalu masuk ke dalam rumahnya.

"Lala, kalian harusnya selesaiin masalahnya baik-baik sayang," ucap Ayah Alex yang melihat percakapan istri dan putrinya itu pun bersuara.

"Aku cape Yah."

Ayah Alex melepaskan tangan Lala yang ia genggam.

Ini adalah pertama kalinya Lala menunjukkan ekspresi seperti itu.

Lala pun langsung pergi ke kamarnya. Ayah Alex yang melihat sikap Lala, langsung menyalahkan Vernon.

"Berani-beraninya bikin anak gue kaya gitu!" gumam Ayah Alex yang dapat didengar Mama Lily.

"Kamu tanyain ke Alvin coba," ucap Mama Lily.

Ayah Alex mengangguk setuju. "Besok aku ke kantor Alvin."

••

Ayah Alex berjalan dengan ditemani seorang pegawai di depannya.
Beberapa pegawai lain nampak menatap kagum dirinya.

Ayah Alex 'kan om-om gans😎 lagian siapa yang nggak tau Ayah Alex si?

Pemilik perusahaan Model terkenal di Indonesia.

Hingga saat sampai di depan pintu, pegawai itu mengetuk pintu untuk Ayah Alex.

"Silahkan masuk tuan," ucapnya.

Ayah Alex mengucapkan terima kasih lalu masuk ke dalam.

"Ngapain kesini? Ngga sibuk?" tanya Ayah Alvin, sama sekali tidak mengalihkan fokusnya pada layar komputer di depannya.

"Duduk sini coba." Ayah Alvin mengernyit.

Jarang banget temannya yang satu ini bersikap serius. Apakah ada masalah besar?

"Jangan nakut-nakutin gue Lex," ucap Ayah Alvin yang kini menghampiri Ayah Alex lalu duduk di sofa di ruangannya.

"Vernon selingkuh 'kah?" tanya Ayah Alex membuat Ayah Alvin terkejut.

"Sembarangan! Vernon--"

"Mereka berdua putus," ucap Ayah Alex memotong ucapan.

"Lah?! Kok bisa??"

"Nggak tau. Makanya itu. Lala 'kan suka banget sama duit lo, tapi kemarin Lala bilang ke gue katanya dia capek trus kaya mau mewek gitu. Kalau bener Vernon selingkuh, awas aja lo."

Entah kenapa Ayah Alvin takut.

"Masa sih Vernon selingkuh."

"Padahal gue baru beli vila buat acara tunangannya mereka berdua," ucap Ayah Alvin.

"Pokoknya tanyain ke Vernon. Kalau bener anak lo selingkuh, nantikan pembalasan dendam gue sebagai Ayah!"

Kok keren si? 'Kan Ayah Alvin jadi takut.

Ayah Alex keluar dari ruangan itu. Sedetik kemudian terkikik dan membenarkan jasnya.

"Keren juga gue," gumamnya, lalu melanjutkan perjalanannya.

••

"Kak Lala!"

Lala melirik jam di tangannya. Masih jam 11 siang dan Alka kini ada di depan kampusnya? Bolos?

"Bocah! Lo nggak sekolah?" tanya Lala.

"Asik, Kak Lala perhatian!" serunya.

Kaya gitu namanya perhatian?? Baru tau Lala mah..

"Mau ngapain kesini? Bocah tuh harusnya belajar! Yang tua aja belajar, yang bocah malah bolos terus. Mau jadi apa masa depan bangsa kalau anak jaman sekarang--"

"Kakak lucu banget si," ucap Alka lalu mencubit pipi Lala.

Lala melotot. Idih idih! bocah ngga sopan.

"Kakak, hari ini kabar hati Kakak gimana?" tanya Alka membuat Lala bertanya-tanya.

"Udah tau jawabannya belum?"
Lala langsung paham.

"Lo mau nikah sama gue? Putus sekolah? Lo tau 'kan gue suka duit. Kalo lo bego, gimana lo dapet duit? Kalo lo ngga punya duit, jangan mimpi gue mau sama lo."

"Kalo gitu jadi pacar aku mau ngga Kak? Semangatin aku belajar biar aku jadi anak pinter terus bisa cari duit."

Lala terdiam. Saat ini, hati Lala masih buat Vernon sebenarnya.

Tapi, Lala nggak mau balikan. Masa balikan sama mantan?! Bukan Lala bangett! :v

"Kalo Kakak mau, ambil ini kak."
Alka mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya.

Lala melihat sekeliling

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lala melihat sekeliling.

"Nggak aesthetic banget deh. Masa nembak di jalan gini. Kemarin juga ngelamar di pinggir jalan," ucap Lala.

Akhirnya mengambil cincin itu dan memakainya. Alka terbelalak karena Lala ternyata mengambil cincin pemberiannya dan memakainya.

"E-eh.. Tunggu! Kakak mau jadi pacar aku Kak?!" tanya Alka masih tidak percaya.

"He'em," jawab Lala santai.

"Asik!" seru Alka lalu memeluk Lala erat.

Lala di dalam hati, 'lebih parah dari gue nih. Di jalan masa pelukan. Untung ada Vernon, gue mau-mau aja. Kalo ngga, udah gue jewer nih kuping.'

Iyap! Vernon menyaksikan semuanya.
Wajahnya menyiratkan kekecewaan.

Kesempatan, tidak datang padanya.
Ia hanya membuat satu kesalahan dan satu kesempatan tidak diberikan padanya.

Bukankah takdir ini kejam? Kenapa juga Vernon menyukai Lala yang lebih suka pada uang?

Vernon pun kembali masuk ke mobilnya.

"Sekarang gue ada waktu. Lo dimana?" tanya Vernon dengan seseorang di telepon.

"Gue, gue di Kafe Addie."

"Tunggu lima belas menit."

Vernon pun memutuskan sambungan telepon. Vernon memutuskan untuk fokus pada kuliahnya.

Sebentar lagi, ia harus bekerja di perusahaan Ayahnya untuk belajar menjadi pemimpin yang baik.

Sama seperti orang lain, Vernon akan memulai kariernya dari nol.

Untuk Lala, Vernon akan menyerah.
Biarkan Lala bahagia dengan yang lain🙂

To be continue

Makasih sudah membaca cerita aku sayanggg (〃゚3゚〃)

Follow my instagram
@ni.saa02
Follback? DM aja(◠‿◕)

MONEY GIRL [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now