chapter 1

107K 7.7K 187
                                    

Matahari pagi yang menyilaukan mata membangunkan tidur nyenyak Alea. Segera ia membuka mata nya, mematikan AC dan membangunkan gadis kecil yang tertidur pulas disampingnya.

"Sya, bangun sayang."

"Syana bangun kamu harus sekolah, nak."

Gadis kecil yang berusia 4 tahun itu mengeliat ketika suara Alea mengusik tidurnya. "Unda, Sya gamau sekolah boleh ga?"

"Loh? Kenapa nak? Sya sakit? atau ada masalah?"

Dengan cepat gadis itu menggeleng, takut ibunya khawatir "Sya cape mo tidul!"

Alea memeluk Syana, ia teramat sayang pada gadis kecil itu. Anak yang ia berhasil besarkan seorang diri. Tanpa sosok ayah, sosok Def.

"Kok gitu sih, nak? Sya harus rajin dong sayang biar pinter. Kan anak bunda paling pinter se-dunia?"

"Hihi ote Sya mau sekolah Unda!"

"Good girl, kalo gitu kita mandi terus sarapan."

Sejak kejadian itu, dimana Def akan menikah dengan wanita lain, dimana ia direndahkan papa nya Def, membuat Alea memilih pergi dari Jakarta.

Selain karna Def, Alea juga pergi karna kasian terhadap orang tua nya yang harus menganggung malu. Jadi menurut Alea sebaiknya ia pergi mengasingkan diri sebelum orang mengetahui dirinya hamil diluar nikah.

Dan disinilah Alea sekarang, di kota yang jauh dari Jakarta, Solo. Hanya berdua dengan Syana, aman dan damai.

Tak ada lagi rasa sakit, tak ada lagi luka batin. Walau memang belum sembuh total tapi setidaknya jauh lebih baik.

"Unda, Sya mo tambah celeal.."

"Oh iya sayang, nih. Makan yang banyak anak Bunda!"

Kring! Kring!

Suara dering handphone mengusik sarapan mereka, dengan sigap Alea mengangkat telfonnya.

"Halo, Ma?"

"Alea kamu bisa pulang ke Jakarta?"

"Ada apa, Ma?"

"Papa kamu sakit, nak."

"Papa sakit lagi? Kalo gitu Alea izin cuti dulu ya? Mungkin lusa baru bisa pulang Ma soalnya harus izin juga ke sekolah Syana."

"Iya gapapa, Mama tunggu kalian." tet.. tet.. tet..

Firasat Alea buruk, biasanya yang datang mengunjungi adalah orang tua Alea tapi kenapa tiba-tiba Alea yang disuruh pulang?

Setelah 4 tahun berhasil mengubur luka dalam, akhirnya Alea akan menginjakkan kakinya di kota itu. Tidak siap namun apa daya.

Ia juga tidak mau menjadi anak durhaka, ia harus menjenguk dan merawat Papa nya.

"Sya mau ketemu Opa sama Oma?"

"Mauu!!" Sya terlihat girang, terbayang ia akan bermain dengan kakek nenek nya lagi.

Duda MudaWhere stories live. Discover now