Bagian 24

937 92 24
                                    

Pada jam makan siang kali ini Raline memisahkan diri dari Daisy karena harus menemui Freya di parkiran mobil.

Perempuan itu mengancam akan membuntuti Raline selama 24 jam jika tidak ditemui. Alhasil Raline harus menuruti permintaannya.

Di sinilah Raline sekarang, duduk berdua dengan Freya di dalam city car miliknya dengan dia yang ada di balik kemudi dan Raline di sebelahnya.

Mobilnya masih dalam keadaan hidup, serta ac menyala. Raline pikir, jika dia tidak menemui Freya, maka mobil perempuan itu akan habis bensin karena ac saja bukan karena diajak jalan.

"Ada apa?" tanya Raline langsung to the point.

"Sorry ya Ra, kalau kesannya gue maksa. Tapi, gue emang harus gini biar lo mau bicara."

Raline menyeringai. "Lo sama cowok lo sama aja ternyata, sama-sama suka maksa."

"Cowok gue?"

"Nevan."

Freya diam sejenak. Dia mengerti kalau Raline sedang menyindirnya.

Sedikit-banyak Freya sudah mengenal sikap Raline karena teman-teman Nevan sering membahas perempuan ini dulu ketika ia masih di Paris. Selain itu, Nevan juga banyak cerita padanya tentang Raline—perempuan yang dia cintai.

"Itu yang mau gue bahas, Ra."

"Menurut gue, nggak ada yang perlu dibahas. Semuanya clear."

"Lo akan membiarkan Nevan sedih terus?"

"Lo pikir dia doang yang sedih?" balas Raline tidak suka. Matanya menatap ke arah depan, apapun yang bisa ia tatap selain wajah Freya. Raline tidak ingin menyembunyikan lagi kalau ia punya kekesalan besar terhadap perempuan itu.

"See? Lo juga sesayang itu kan sama dia?"

"Sama kayak sayang lo ke dia?"

Freya menghembuskan napas kasar. "Ra, kita hanya teman. Sampai kapanpun nggak akan berubah."

"Tante Naura maunya lo dan Nevan lebih dari itu dan pada akhirnya kalian akan menuruti kemauan orang tua Nevan. Lagipula cinta akan datang seiring berjalannya waktu."

"Kalau lo bilang cinta akan datang seiring berjalannya waktu, kenapa Nevan masih tetap cinta sama lo padahal dia sama gue terus pas lo nggak ada, Ra?"

"Karena ada yang belum selesai diantara kita. Dan, sekarang, semuanya udah selesai. He's free."

"Lo salah. Dia tulus cinta sama lo."

Setelah itu, Freya ikut mengalihkan pandangan ke arah depan. Tatapannya kosong karena menerawang momen demi momen yang pernah dia lewati bersama Nevan. "Gue akan ceritain semuanya, terserah lo mau dengar atau nggak."

***

Australia, delapan tahun yang lalu.

Seorang perempuan sedang panik karena lupa jalan pulang ke apartmentnya.

Hari ini adalah hari pertamanya datang ke kota Perth untuk melanjutkan pendidikan di universitas mitra yang bekerja sama dengan kelas internasional UI. Namun, ia nekat untuk pergi berbelanja kebutuhannya selama tinggal disini.

Perempuan itu terduduk lesu di sebuah kursi yang ada di pinggir jalan. Kepalanya sibuk memikirkan bagaimana caranya ia pulang.

Revoir (Tamat)Where stories live. Discover now