H U I T : Why?

661 36 2
                                    

Doux Petits Démons



Sebelum pulang sehabis mengantar Jihan, Jiwon sempat mengobrol sebentar dengan Jinhwan, tidak lupa dia membawa berkas yang diminta.

"Konsultasi dan terapi berjalan lumayan lancar, hanya saja dokter menyarankan untuk tetap mengonsumsi obat secara teratur.dan rutin konsul minimal sebulan sekali."

"Tapi seenggaknya dia gak separah dulu. Makasih udah menemenin dia selama di Aussie, Jiwon."

"Bukan masalah. Senang bisa membantunya."

Jinhwan menatap berkas yang diberikan oleh Jiwon. Didalamnya terdapat  hasil konsultasi milik adiknya, Jihan. Banyak hal yang harus segera diatasi, namun tentu saja mereka melakukannya satu per satu. Membaca diagnosa pada lembar pertama saja membuat Jinhwan sesak dan kembali mengingat kejadian itu.

Less then Hypersexual but more then High Sex drive, Post Traumatic Stress Disorder: Hyperarousal and some Triggered Trauma, and Panic Attack.***

Alasan lain Jihan pergi ke Aussie bukan hanya untuk pendidikannya, tapi juga untuk menjalani terapi untuk trauma yang dia alami. Karena terlalu takut membiarkan Jihan sendirian kesana, Jinhwan meminta temannya, Jiwon untuk menemani Jihan selama di Aussie.

Dokter disana sebenarnya cukup heran saat pertama kali bertemu dengan Jihan karena jika dilihat sekilas, dia terlihat seperti gadis normal yang sama sekali tidak ada masalah ataupun gangguan. Tapi saat konsultasi pertama dan sesi hipnotis selesai, tentu mereka dibuat terkejut dengan hasil nya. Terlalu banyak yang dipendam dan menjadi trauma tersendiri untuk Jihan.

Walaupun terbilang lancar, terkadang Jihan tidak bisa menahan hasratnya untuk melakukan sex. Alasan Jiwon dan Junhoe berada di sekitar Jihan, tentu untuk memastikan Jihan hanya melampiaskan hasratnya pada mereka berdua. Jinhwan tidak ingin Jihan lepas kendali jika dia melarangnya, lalu melakukan sex dengan sembarangan orang. Namun yang dilakukan Junhoe hanya sebatas make out dan tidak pernah lebih dari itu. Sementara Jihan hanya melakukan sex dengan Jiwon, bahkan dia berani bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu dengan Jihan, eum hamil misalnya.

Kenapa harus Junhoe dan Jiwon? Karena hanya mereka berdua yang tidak pernah tergoda dan selalu tau batasan saat berhadapan dengan Jihan. Mereka memang melakukan "aktivitas" itu, tapi mereka berdua tidak pernah melihat Jihan sebagai objek pemuas nafsu mereka. Itulah yang membuat Jinhwan sedikit lega untuk melepaskan adiknya pada mereka berdua. Ya walaupun tidak bisa dipungkiri kalau "aktivitas" itu juga sangat memanjakan dua belah pihak, tidak hanya pada satu pihak.

Setelah Jiwon pamit pulang, Jinhwan pun pergi melihat Jihan. Dia bahkan juga langsung terlelap dalam pelukan Jihoon. Jinhwan senang melihat adiknya ini tidur, wajahnya terlihat tenang. Secara tak sadar, airnya mengalir. Buru-buru dia menghapus air mata itu, takut kedua adiknya tiba-tiba bangun dan melihat dia menangis.

"Maaf Jihan, harusnya aku bisa menemukanmu lebih cepat saat itu." Ucap Jinhwan sembari mengelus kepala Jihan perlahan. Dia bisa melihat bekas luka di atas kuping Jihan, luka itu memang sudah samar tapi jika diperhatikan dengan seksama maka akan terlihat. Selain dibagian atas kuping, sebenarnya banyak luka-luka lain yang tersebar di tubuh Jihan. Terutama bagian punggung dan bagian pinggul hingga paha.

Jinhwan beranjak pergi tidak mengganggu Jihan lebih lama lagi.

Saat keluar, dia melihat Junghwan yang masih di sofa depan TV.

"Tidak tidur? Besok sekolah kan?" Tanya Jinhwan sambil duduk di sebelah Junghwan.

"Apa aku boleh ikut bolos besok?" Pertanyaan Junghwan membuat kakaknya terdiam sesaat, kemudian tersenyum dan terkekeh pelan

Doux Petits Démons [Choi Hyunsuk]Where stories live. Discover now