52. Kemarahan Solimah

1K 33 0
                                    


Ria menatap kepergian orang tuanya dengan rasa sesak di dadanya. Pada akhirnya, orang tua Ria tau segalanya dengan cara menyakitkan. Persis saat Ria membeberkan kenyataan pada Farel dengan cara lebih menyakitkan. Ria terduduk di lantai, saat emosi memasuki dirinya, semua akal sehat Ria kalah. Semua ucapan dan tindakannya tak lagi terkontrol. Air mata Ria tumpah ruah, perempuan itu menangis tersedu-sedu mengingat segala ucapannya yang melukai hati anaknya.


Ria makin kencang menangis, Farhan dan Farel yang masih di depan pintu rumah Ria pun saling berpandangan. Farel menatap pintu itu dengan pikiran yang sulit dijabarkan. Di pikiran bocah itu banyak hal yang semrawut tentang ucapan mamanya. Beberapa kali dia mendengar kalimat dia bukan anak mama Ria, saat nenek dan tante berbokong lebar yang mengatakannya, Farel tidak percaya, tapi saat mamanya yang mengatakan tiba-tiba dia percaya, kalau dia memang bukan anak mama Ria.


Farel menundukkan kepalanya, tangan kecilnya saling bertaut. Farel malu, pasalnya dia yang bukan anak mama Ria bisa sangat manja dengan mamanya itu. Lalu, apa kah benar dia anak tante Dora, kalau iya kenapa tante Dora tidak pernah mengurusnya.


"Farel, dengarkan papa!" ucap Farhan menatap wajah anaknya. Farhan menarik napas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraan. Iya, hal ini harus cepat diluruskan agar semua lebih jelas.


"Tadinya, papa tidak ingin mengatakan ini. Tapi semua sudah terlanjur. Farel anak kandung papa dan tante Dora. Tapi, saat Farel kecil, mama kandung kamu meninggalkanmu sendirian bersama papa. Mama mu tidak mengakui kamu dan memilih pergi. Sampai umur kamu lima tahun kemarin, papa menikah lagi dengan mama Ria, dan kamu menjadi anak mama Ria. Sekarang, terserah kamu mau ikut siapa. Ikut mama Ria atau mama Dora," jelas Farhan lembut.


"Kenapa tante Dora meninggalkanku, Pa?" tanya Farel. Farel enggan memanggil Dora dengan sebutan mama.


"Saat itu mama kamu lebih memilih bekerja dan tidak mau menyusui kamu agar badannya tetap bagus. Mungkin saat ini kamu tidak mengerti, tapi suatu saat kamu akan ngerti juga. Dan percayalah kalau mama Ria sangat menyayangimu. Kalau mama Ria tidak menyayangimu, tidak mungkin mama mau memasakamu makanan, mencuci baju dan menemani tidur."


"Sekarang Mama Ria gak sayang aku. Mama Ria meninggalkanku, hiksss ... hiksss ...." Farel mulai menangis lagi.


"Mama hanya sedang emosi, Farel. Dia gak sadar membentakmu dan sekarang mama menangis di dalam. Kita pulang aja, biarkan mama tenang dulu!" ucap Farhan membuat Farel makin kencang menangis, Farel terus memanggil-manggil nama mamanya. Walau bocah itu harus menelan pil pahit dengan kisah hidupnya, nyatanya tidak membuat Farel berhenti menyangi Ria. Walau Ria bukan mama kandungnya, Farel tidak akan melupakan kebaikan mama Ria yang terus mengurusnya. Sedangkan tante Dora? Pantesan Tante Dora ngebet ketemu Farel, ternyata itu lah mama Farel yang sebenarnya dan Farel baru sadar.


"Papa, mama pasti nangis karena tamparan papa. Tadi mama sudah ditampar nenek, sekarang papa," ucap Farel memilin-milin kaos depannya.


"Papa gak sengaja," jawab Farhan.


"Kalau begitu kalau misal mama pergi lebih jauh, mama akan jawab kalau mama gak sengaja." Farhan menatap tajam anaknya saat mendengar ucapan anaknya yang masih ingusan. Tau apa Farel tentang permasalahan orang tua.

Sexy Doctor (21+)Onde histórias criam vida. Descubra agora