25. Fakta Farhan

2.6K 71 1
                                    


Pukul dua belas malam Farhan bergelut dengan gairahnya sendiri. Ia sudah lelah pengen tidur. Namun apalah daya gairahnya yang tidak mau surut. Farhan duduk di kursi dapur sembari meminun air es. Berharap dinginnya es bisa meredupkan gairahnya.

Farhan juga mengganggu pasangan suami istri Lexa dan Nando untuk meminta solusi atas gairahnya. Membaca pesan Lexa malah membuatnya kesal. Lexa menyarankan untuk memberitahu Ria tentang penyakitnya. Namun menurut Farhan itu bukan keputusan yang tepat. Dia dan Ria saja makin merenggang. Bagaimana mungkin saat-saat begini berbicara gairah. Yang ada dia dihajar Ria saat ini juga.

"Ahhh sial!" Erang Farhan mengusap rambutnya kasar.

Ria yang berdiri di pintu dapur hanya mengerutkan alisnya. Kenapa suaminya tampak frustasi. Apa suaminya sudah bergejala gila? Karena penasaran, Ria melihat gerak-gerik suaminya. Farhan mengangkat telfon yang berdering nyaring.

"Apalagi Nando?" bentak Farhan menggebrak meja.

"Lo harus salurin hasrat lo ke hal yang tepat. Lo jangan nanggung kesakitan sendiri! "

"Gue gak bisa. Gue gak mau nyakitin istri gue lagi." Sangkal Farhan.

"Terus lo mau mati perlahan?"

"Biarin, gue gak peduli kalau mati. Toh Ria juga senang sama cowok lain. Gue lelah harus punya penyakit setan kayak gini!" maki Farhan.

"Lo punya penyakit bukannya tobat malah maki-maki." Heran Nando.

"Bacot lo. Gue matiin. Percuma konsultasi sama psikolog modelan kayak lo!" semprot Farhan mematikan sambungan telfonnya sepihak.

Farhan menegak kembali air es nya. Dengan cepat ia juga melepas baju tidurnya sampai telanjang.

"Asem, penyakit bangke!" Farhan memaki-maki sendiri.

Ria langsung kabur menuju kamarnya. Tidak jadi mengambil air minum. Di kamarnya, Ria menggigit bibirnya khawatir sekaligus bingung. Sakit apa suaminya sampai kayak gitu?

Dan kenapa juga suaminya ke psikolog? Apa Farhan terkena gejala gila? Hah, memikirkan saja membuat Ria bingung sekaligus kalangkabut.

"Arggghh!" teriakan Farhan membuat Ria berjingkat. Tanpa pikir panjang Ria langsung keluar. Mencari ke arah sumber suara..

"Argggh!" Farhan mengerang lagi. Ria mendobrak kamar Farhan.. Farhan tengah telentang di ranjang dengan keringat yang bercucuran di dahinya.

"Farhan. Kamu kenapa?" panik Ria menggoncang tubuh Farhan. Mata Ria membulat saat melihat dua suntikan ada di ranjang.

"Farhan itu suntik apa? Kamu kenapa? " tanya Ria panik.

"Pergi Ria!" ucap Farhan lirih.

"Kamu kenapa? Jangan nakutin aku!"

"Ria pergi!"

"Tidak!" kekeuh Ria. Dia belum tenang kalau belum mengetahui apa penyebab suaminya menjadi begini.

"Pergi Ria!" bentak Farhan dengan keras. Ria berjingkat.

"Jangan membuat aku memaksamu lagi, Ria. Tolong kerja samanya. Jangan dekati aku!" Farhan makin berucap lirih.

Air mata Ria tiba-tiba menetes melihat keadaan suaminya yang seperti ini. wajah Farhan banjir dengan keringat. Sedangkan matanya memerah nyala.

"Ria pergilah!"

"Kenapa aku disuruh pergi? Ada apa dengamu? Tolong jangan begini!"

"Jangan nangis, Ria. Aku gak suka!"

Sexy Doctor (21+)Onde histórias criam vida. Descubra agora