47. Penyiksaan

1.4K 30 0
                                    

Malam ini adalah malam yang menyiksa untuk Farhan. Dia hanya bisa menikmati pemandangan, tapi tidak untuk mencicipi. Bahkan, pusat kejantanannya sangat sakit karena tendangan anaknya. Anak istri gemar menyiksanya. Dering hp berbunyi nyaring membuat Farhan melirik nakas. Bunyi hp Ria. Dengan kecurigaan penuh, Farhan mengambilnya. Farhan bersumpah akan marah kalau sampai gigolo Samuel yang menghubungi istriya. Namun, amarahnya makin memuncak saat ternyata Dora yang menghubunginya. Farhan mengangkatnya.


"Ria, ancamanku gak main-main. Bawa Farel kepadaku atau aku akan menghancurkan karir suamimu," ucap Dora dengan tetawa kencang.


"Kamu sudah menyetujui untuk menyerahkan Farel kepadaku, jadi jangan harap aku akan melepaskanmu, Ria!" ucap Dora lagi.


"Kutunggu besok pagi ke cafe depan tokomu, kalau gak datang, aku share poto suamimu dan aku yang tengah bercumbu," ucap Dora lagi mematikan sambungan telponnya sepihak.


Farhan meremas hp Ria dengn kencang. Ingin sekali Farhan menyeret mantan istrinya itu dan membantingnya ke lantai agar babak-balur. Dan kenapa juga istrinya tidak bercerita saat diancam Dora seperti ini. Bodohnya lagi, Ria akan membawa Farel untuk bertemu dengan Dora. Kalau cuma bertemu, Farhan tidak masalah, tapi kalau tau segalanya dia tidak rela.


Malam yang panjang ini membuat Farhan ingin mendorong bulan dan menarik matahari agar terbit lebih pagi. Sudah terangsang gara-gara Ria, dan sekarang emosi gara-gara Dora.


Farhan ingin melihat, sejauh apa Ria akan bertindak. Farhan sendiri sudah punya rencana untuk menjebak Dora dalam permainan wanita itu sendiri.


Pagi harinya, Farhan bangun lebih awal. Bahkan pria itu sudah bersiap dengan jas dokternya. Ini sudah jam tujuh, tapi tumben sekali Ria belum bangun. Farel sudah bangun tapi masih mengucek-ucek matanya.


"Punya menantu jam segini belum bangun!" teriak Solimah dari luar yang masih bisa didengar Farhan.


Farhan mendekati istrinya. Menggoyang lengan Ria dengan pelan. Namun, bukannya bangun, Ria malah makin mengeratkan selimutnya karena kedinginan. Farhan terkekeh, tadi malam saja sok-sokan tidak selimutan, sekarang menggigil kedinginan.


"Ria, bangun. Kamu harus sarapan!" ucap Farhan makin kencang menggoyang lengan Ria.


"Kamu masak sendiri, Mas. Aku malas," rengek Ria menendangkan kakinya ke arah Farhan.


"Bukan aku, aku nanti bisa beli. Kamu yang harus sarapan!"


"Malas, Mas. Kamu gih yang masak buat aku sebelum kamu kerja."


"Aku udah mepet jam kerjanya," protes Farhan.


"Ya sudah kalau mepet, kerja sana. Punya suami gak pengertian. Tiap hari aku yang masak, giliran disuruh sekali aja kagak mau," ketus Ria melempar guling pada wajah suaminya.


"Aduhh!" Farhan meringis mengusap wajah setengah tampannya.


Sexy Doctor (21+)Where stories live. Discover now