6. Malam kedua pengantin

22.3K 522 89
                                    

Selamat bermalam jumat💙

Ria membantu anaknya mencuci banyak mainan yang sudah sangat kotor. Saat ini, mereka tengah berada dihalaman belakang. Namanya anak kecil, selalu senang saat berhadapan dengan air. Farel bukan hanya mencuci mainannya, tapi juga mencuci badannya sendiri.

"Ma, Mama kalau nyuci mainan Farel yang lama ya! biar aku bisa main air," ucap Farel dengan polos.

"Iya, sayang."  jawab Ria. Farel tak tau kalau Mamanya tidak baik-baik saja. Saat ini, Ria sangat merasa tertekan karena tatapan Farhan. Ria juga merutuki dirinya sendiri. Kenapa saat menikah ia jadi penakut.

"Hah, gue benci rasa takut ini!"  kesal Ria tanpa sadar. Farhan yang sedang duduk di kursi bak seorang raja, langsung menaikkan sebelah alisnya.

"Heh si dada kecil!"  panggil Farhan bermaksud memanggil Ria. Ria tersentak sembari memelototkan matanya kaget. Tapi, dia tidak menoleh.

"Heh dada kecil!"  panggil Farhan sekali lagi. Tapi lagi-lagi Ria tak menjawab.

"Belagu banget. Sok punya dada besar. Padahal sama biji mangga lebih gede biji mangga," ejek Farhan.

"Papa ngomong sama siapa sih?"  tanya Farel bingung. Farhan menepuk bibirnya sendiri. Kenapa ia bisa lupa kalau ada anaknya di sini.

"Tolong bilangin sama Mama, suruh bikinin kopi buat Papa!" suruh Farhan.

"Kenapa Papa gak buat sendiri? biasanya juga buat sendiri. Mama masih sibuk, jangan diganggu!" jawab Farel.

"Farel, itu sudah kewajban Mama untuk buatin kopi Papa,"

"Ya ini aku buatin," ucap Ria yang ingin beranjak pergi, tapi buru-buru Farel mencegahnya.

"Mama terusin aja, biar Papa buat sendiri. Papa terbiasa sendiri." Ria tertawa ngakak saat mendengar penuturan polos anaknya.

"Iya emang Papa mu terlalu lama sendiri, sampai anu-nya berkarat," ucap Ria tertawa. Farel mengernyit. Apanya yang berkarat?.

"Ria!"  tegur Farhan dengan tajam.

"Cepat buatin, atau tau sendiri aibatnya!" ucap Farhan tersenyum miring, sembari menjilat bibir bawahnya sok sensual. Andai posisisnya Farhan masih belum suami Ria, sudah pasti Ria akan tergoda dengan godaan Farhan. Tapi saat sudah menikah, jangankan tergoda, yang ada malah jijik pengen muntah.

"Iya iya dibuatin. Ngancem terus. Awas kamu bucin sama aku. Aku mau selingkuh sama Gigolo!"

"Ria!" bentak Farhan yang membuat Ria langsung berlari menuju dapur.

"Pa, Papa kenapa bentak-bentak Mama?" teriak Farel mengacungkan pistol mainan kearah Papanya. Bocah itu sangat tidak terima saat Mamanya dibentak-bentak walau dengan Papanya sendiri.

"Papa bilang, jadi laki-laki gak boleh bicara keras sama wanita. Kenapa sekarang malah teriak-teriak?" sungut Farel. Farhan mengelus rambutnya. Sekarang anaknya berpihak pada wanita konyol yang keperawanannya baru tadi malam dia bobol.

"Iya-iya Papa minta maaf, Papa gak gitu lagi deh." jawab Farhan akhirnya. agar Farel berhenti mengomel.

"Nih kopinya!"  Ria datang sembari membawa segelas kopi jeruk untuk suaminya. Farhan langsung mengambil kopi yang Ria taruh di meja sampingnya.

"Panas banget. Kamu buatnya gimana sih?" komentar Farhan.

"Namanya Kopi, dimana-mana buatnya pake air mendidih, biar perut gak kembung. Jelas aja panas, baru juga buat." jawab Ria.

"Yaudah tiupin!" titah Farhan yang langsung membuat Ria cengo'.

"Papa manja deh. Biasanya juga langsung disruput sampai teriak-teriak lidahnya panas. Kenapa sekarang malah nyuruh Mama niupin? Papa kok jadi caper sih?" oceh Farel tidak suka.

"Kan Mama istri Papa, jadi Mama harus nurut dengan segala keinginan Papa." ucap Farhan dengan bangga.

"Jadi orang jangan songong. Dulu sok-sokan gak mau nikahin aku. Sekarang ketagihan kan jadi suami aku?" tanya Ria dengan bangga.

"Ketagihan?" tanya Farhan sok kaget sekaligus mengejek. "Suruh megang benda pusaka aja takut, mana bisa puasin coba?." sindir Farhan.

Ria tidak menjawab. Dan lagi-lagi mengalah adalah jalan yang terbaik. Ria mengambil gelas Kopi dan meniupnya pelan-pelan.

"Nih napas aku bau jengkol. Biar pingsan kamu minum kopi ini," ketus Ria.

"Eh, nanti kamu, aku belikan pedoman untuk jadi istri sholihah. Biar kamu gak durhaka sama suami." ucap Farhan mengelus lengan Ria. Ria langsung menepis tangan suaminya.

"Jangan senggol-senggol!"  ketus Ria. Ia merasa suaminya sangat mesum. Ria belum terbiasa dengan kontak fisik, walau tubuhnya dan tubuh suaminya pernah menyatu.

"Lah gitu, bicara dengan nada tinggi sama suami itu dosa, apalagi bernada ketus. Dah jadi istri durhakim." ucap Farhan. Lama-lama Ria pusing menghadapi Farhan, padahal baru kemarin dia menikah. Bayangkan kalau sebulan, sudah pasti kakinya jadi kepala, dan kepalanya jadi kaki.

"Nih minum!" ucap Ria menyodorkan Kopi yang sudah hangat pada Farhan. Farhan langsung meminum Kopinya. Proa itu ingin menyemburkan kopi yang baru ia minum sesruput.

"Kopi apa ini hah? kenapa rasanya asem sekali?" sungut Farhan kesal. Ria jadi berfikir, kenapa Farel dan Farhan sama-sama cepat kesal?.

"Itu kopi jeruk. Pas banget buat kamu diet," jawab Ria asal.

"Heh siapa yang mau diet?"  Farhan berdiri sembari melotot. Karena tinggi Farhan yang diatas Ria, Ria langsung mendongak menata wajah suaminya.

"Kamu harus diet, lihatlah badanmu yang sangat besar!"

"Bilang aja kalau kamu gak kuat aku tindih," ucap Farhan memegang dagu istrinya.

"Paan sih ganjen, ada anak juga,"

Farhan duduk kembali. Matanya bersitubruk dengan tatapan anaknya. Farel menatapnya tajam, terlihat sekali kalau bocah itu sangat marah. Farel menggandeng tangan Ria. Mengajak Ria pergi mejauhi Papanya.

"Lah,kenapa tuh bocah?"  tanya Farhan sendiri.

Farel mengajak Ria menonton televisi. Ria bingung, kenapa wajah anaknya jadi masam. Perasaan tadi baik-baik aja.

"Ma, Mama jangan deket-deket sama Papa. Farel gak suka. Mama hanya Mamanya Farel," ucap Farel dengan menunduk.

"Iya, Mama cuma Mama kamu kok."

"Iya, kamu Mamanya Farel. Tapi kamu juga istrinya Farhan. Ingat bak-baik itu," saut Farhan yang ikut duduk disamping anaknya. Farel menabok pipi Papnya saat Papanya menciumnya tiba-tiba.

▪️▪️▪️▪️

Malam harinya, Ria mengajak Farel untuk tidur di kamarnya. Wanita itu memeluk tubuh mungil Farel. Pura-pura tak mendengar saat Farhan menggerutu.

"Farel, kamu tidur sendiri sana! udah gede masak gak berani sih!" ucap Farhan menggelitiki pinggang Farel yang baru tertidur.

"Kamu apaan sih, anaknya baru tidur malah diganggu," Ria mencegah tangan Farhan yang ingin usil lagi.

"Bilang aja kamu mau ngulur waktu buat lawan aku diranjang," ejek Farhan.

"Lambenya, minta digampar bolak-balik."

"Ayolah Ria. Pindah Farel ke kamarnya! Aku udah gak kuat!" rengek Farhan.

"Ria, udah cenat cenut minta dijepit!"

"Ria, linu banget. Cepat pindahin Farel ke kamarnya."

"Ria, udah pengen goyang!"

"Ria, udah meronta-ronta pengen dimasukin!"

Ria menyumpal telinganya dengan tangannya sendiri. Bisa-bisanya Dokter yang dia kira macho dan manly, malah ngerengek seperti bayi.
























Sexy Doctor (21+)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora