[25. Welcome to the Wiraguna family]

38.3K 3.7K 290
                                    

Cieee nungguin!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Cieee nungguin!

Bisa gak, sebelum baca kalian follow wattpad-ku dulu?🙂

Nanti baca author note ya, aku mau spill instagram-nya baby Eza😍

Menunggu pembukaan hingga menunda hampir dua puluh jam lamanya, akhirnya Fransiska memulai proses bersalin dengan Eza yang tak pernah sedetikpun melepaskan genggaman tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Menunggu pembukaan hingga menunda hampir dua puluh jam lamanya, akhirnya Fransiska memulai proses bersalin dengan Eza yang tak pernah sedetikpun melepaskan genggaman tangannya.

Melihat bagaimana istrinya berjuang melahirkan buah hati mereka membuat Eza berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik pada Fransiska.

Sejak memutuskan untuk menjatuhkan hatinya pada wanita yang sekarang menyandang status sebagai istrinya, lalu dengan keadaan rumah tangga mereka yang mulai membaik, membuat rasa yang dimiliki Eza kian hari kian bertambah. Dan sekarang, Fransiska sedang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan buah hati mereka ke dunia. Jangan tanyakan sebesar apa perasaan yang Eza miliki saat ini. Bahkan untuk mendefisikannya saja ia tak sanggup.

Eza mencium kening Fransiska lama dengan air mata yang merembes hingga berjatuhan di kening wanita itu ketika suara tangisan bayi memenuhi ruangan. Rasanya lega, terharu, dan masih ada banyak perasaan aneh yang tak bisa Eza deskripsikan satu-persatu. Yang pasti, ia amat berterimakasih pada wanita yang kini tengah menatapnya dengan senyuman lega dan bahagia.

"Jangan nangis. Udah jadi Papa masa nangis, sih?" ledek Fransiska dengan suara yang kelewat lembut.

Eza menarik ingus lalu kembali menangis dengan menaruh kepalanya pada pundak sang istri. Fransiska terkekeh lirih sambil memeluk dan mengusap punggung suaminya.

"Anaknya perempuan. Cantik sekali. Saya sampe kagum. Setelah merhatiin muka Mama sama Papa-nya, akhirnya saya ngerti." ucapan sang dokter membuat keduanya menatap ke arah bayi merah yang kini sudah diambil oleh seorang perawat untuk dibersihkan.

"Gedenya bakal jadi ratu nih di sekolah," sahut perawat lain dengan kekehan. Ikut mengakui kerupawanan paras bayi tersebut. Padahal masih merah loh, sudah terpancar aura cantiknya.

The Perfect Young Papa (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now