46 - Sebuah Keputusan

495 73 2
                                    

Vote komen plis
Meng Ara nulis sampai titik darah penghabisan (alay) tugas cooleeyah menumpuk (cuman 4 sih, tp proposal dan penelitian, dan kemungkinan tugasnya akan terus bertambah. Pusying ah mau nikah aja, canda nikah ㅠㅠ)

 Pusying ah mau nikah aja, canda nikah ㅠㅠ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

👣👣👣

"Mr. R?!!!" Zaidan dan Vano memekik keras.

Ruwi yang berdiri tepat di depan mereka hanya mengangguk pelan sembari menampakkan senyum canggung.

"Laki-laki yang barusan nganterin lo pulang itu Mr. R?!" seru Zaidan tak percaya.

"Kamu gak pa-pa, 'kan? Orang itu gak nyakitin kamu 'kan?" Ganti Vano yang bertanya dengan nada cemas.

Ruwi sudah menduga pasti kedua cowok itu akan memberikan reaksi demikian. Karena itulah ia tak ingin langsung memberitahu mereka mengenai pertemuannya dengan Mr. R. Namun yang terjadi malah seperti ini. Zaidan dan Vano sudah tahu lebih dulu sebelum Ruwi mencari waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya.

"Mr. R bukan orang jahat, kok. Dia gak pernah punya niatan buat nyakitin aku," jelas Ruwi.

"Tapi, tetap ajaㅡ" Vano menghela napas panjang, mencoba untuk bersikap tenang. "Tetap aja dia stalker kamu! Gimana kalau dia cuma pura-pura baik?"

Giliran Ruwi yang menghela napas. Sudah lama ia memberitahu bahwa Mr. R adalah orang baik, namun sepertinya Vano ataupun Zaidan masih belum percaya. "Mr. R punya alasan tersendiri kenapa dia menjadi stalker. Yang jelas niatnya itu baik, dia gak akan berani nyakitin aku."

"Kenapa kamu jadi belain Mr. R? Ingat, Ruwi, dia pernah bikin hari-hari kamu gak tenang," lanjut Vano.

"Apa karena Mr. R tahu sesuatu tentang ayah kandung lo?" Zaidan yang sejak tadi diam akhirnya buka suara.

"Hah?" Tanpa sadar Ruwi bergumam saking terkejut dengan pertanyaan itu.

"Waktu itu lo bilang kalau Mr. R punya foto masa kecil lo saat masih bersama ayah lo. Itu artinya dia mengenal ayah lo, atau bahkan dia tahu keberadaan ayah lo sekarang. Alasan lo terus mencari Mr. R selama beberapa hari ini karena pengen mastiin itu 'kan?" Zaidan menyimpulkan. Cowok itu sedang menggunakan otak cerdasnya untuk berpikir.

"Jadi, apa Mr. R udah ngasih tahu di mana keberadaan ayah lo sekarang?" lanjutnya.

Tubuh Ruwi mendadak tegang. Kedua bola matanya bergerak ke setiap sudut sembari berusaha mencari jawaban yang tepat. Apa yang harus ia katakan? Mengatakan sebuah kebenaran bahwa selama ini ayahnya dipenjara karena merupakan seorang pembunuh bayaran? Itu bukanlah ide yang bagus. Sebuah ketakutan besar membuat Ruwi tidak berani bercerita kepada siapapun tak terkecuali pada Zaidan dan Vano. Tak bisa dibayangkan bagaimana reaksi orang-orang setelah mendengar kisah mengenai sang ayah. Ruwi takut akan dijauhi.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang