44 - Fakta Lain

657 99 95
                                    

👣👣👣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👣👣👣

Aku bukan ayahmu lagi!

Ruwi menghela napas panjang. Mengingat kalimat itu setiap waktu semakin membuat hatinya terluka. Juga berdampak besar pada segala hal seharian ini. Dia menjadi tidak nafsu makan, tidak fokus belajar, dan tidak bisa istirahat dengan pikiran jernih.

Pada awalnya, semua tampak berjalan baik-baik saja di mata Ruwi. Mendengar kabar kalau ayahnya masih hidup membuatnya senang bukan main. Kebahagiaannya bertambah dua kali lipat saat Mr. R menawarkan diri akan mengantarnya menemui sang ayah.

Ya, Ruwi kira semua akan berjalan lancar, dan hidupnya akan dipenuhi kebahagiaan setelahnya. Namun, mengingat keadaan ayahnya yang terkurung di sel tahanan membuat Ruwi sedih. Terlebih lagi reaksi yang diberikan ayahnya kemarin cukup mengejutkan.

Lalu, apa Ruwi akan menyerah begitu saja? Jawabannya adalah tidak. Terlalu dini untuk langsung menyerah. Itu bahkan baru permulaan saja. Masih banyak hal yang harus Ruwi gali tentang masa lalu yang sempat dia lupakan. Meski ada kemungkinan kisah itu bisa menyakiti perasaannya.

👣👣👣

"Maaf, untuk tahanan 2074 atas nama Lingga Permana saat ini sedang tidak ingin menerima kunjungan dari siapapun. Jadi, terpaksa saya menolak pengajuan kunjungan Anda," kata seorang petugas lapas dari balik meja. Kemudian, ia mengembalikan lembar formulir yang diajukan seorang perempuan di depannya.

"Napi tersebut menolak kunjungan? Tidak mungkin, kemarin saya datang mengunjunginya. Barangkali bapak keliru, bisa dicek sekali lagi?" tanya Ruwi sedikit cemas.

Petugas berseragam kepolisian itu melirik layar komputernya sekali lagi, membaca keterangan yang tertera di sana.

"Narapidana yang bersangkutan memang sedang tidak ingin menerima kunjungan selama beberapa hari ke depan," tegasnya sekali lagi.

"Akses kunjungan bersifat tidak wajib, narapidana berhak menerima ataupun menolak kunjungan dari orang-orang. Petugas penjara tidak memiliki wewenang untuk memaksa atau mencegah kehendak mereka," lanjutnya diakhiri dengan senyuman ramah.

Ruwi yang mendengarnya menghela napas kecewa. Tak ada yang bisa dia lakukan selain mencoba menerima kebijakan itu. Ruwi yakin ayahnya butuh waktu untuk menenangkan diri, mengingat kedatangannya kemarin dinilai terlalu mendadak. Ruwi harus lebih bersabar lagi sampai ayahnya siap untuk menemuinya lagi. Hari itu pasti akan tiba.

"Ruwi akan tetap menunggu sampai Ayah bisa membuka diri lagi. Ruwi sudah sangat merindukan Ayah. Hanya Ayah yang Ruwi punya di dunia ini. Mari kita hidup bahagia bersama-sama." Ruwi bergumam sembari berjalan keluar gedung. Ia berusaha menguatkan hatinya.

Usaha Ruwi berangkat pagi-pagi dan rela membolos kuliah demi mengunjungi sang ayah yang ada di penjara memang tampaknya sia-sia. Namun, gadis itu tidak menyesali keputusannya. Setidaknya ia sudah mencoba satu kali meski ayahnya menolak kunjungan darinya.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now