17. CLBK?

94.8K 7.9K 63
                                    

Happy reading~

Naresha membuka pintu rumahnya yang sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Naresha membuka pintu rumahnya yang sekarang. Dia tidak menemukan keberadaan Ravindra sama sekali. Namun, masa bodo dengan hal itu. Naresha langsung melesat ke kamarnya, dan mengganti baju. Selesai bersih-bersih, dia melempar tubuhnya ke ranjang. Naresha membuka ponselnya, dan mendengarkan ulang detak jantung sang anak.

Tangannya terulur untuk mengelus perutnya. Dia masih tidak percaya kalau ada makhluk kecil di perutnya. Padahal dia baru melakukannya 1 kali, tapi kenapa langsung jadi, ya? Memang kejadian itu, terjadi saat Naresha sedang subur-suburnya. Namun, segampang itu, kah? Bahkan di luar sana, masih banyak pasangan yang saling mencintai namun tak kunjung mendapatkan buah hati. Lantas, mengapa sang pencipta malah menitipkan seorang anak kepada perempuan seperti Naresha?

Takdir memang sangat aneh. Naresha hampir tertawa memikirkannya. Namun, pikirannya buyar begitu mendengar seseorang menggedor-gedor gerbang. Cewek itu berdiri dari kasur, dan langsung menuju ke gerbang.

"Lho? Kak Galvin, kenapa kesini?" tanya Naresha sembari membuka gerbang.

"Bokap, nyokap ada?" tanya Galvin tiba-tiba.

Naresha melirik ke bungkusan makanan yang ada di tangan Galvin.

"E-enggak ada. Kenapa, kak? Biar aku yang sampein mereka aja," ucap Naresha. Dia mengedarkan pandangannya ke luar rumah, jaga-jaga kalau Ravindra tiba-tiba datang.

Galvin mengangkat sebelah alisnya, lalu ikut mengedarkan pandangannya. "Ada apaan?" tanyanya.

Naresha langsung menggeleng. "Gak ada apa-apa kok. Oh, ya, ada apa kesini?" tanya Naresha sekali lagi.

Galvin menyerahkan bungkusan makanan di tangannya. Naresha langsung menerimanya sambil tersenyum.

"Buat ortu lo, dari nyokap gue. Kata dia, lo kapan-kapan mampir ke rumah aja. Udah lama soalnya." kata Galvin sambil menyilangkan tangannya. Dia juga menyunggingkan senyuman kecil di wajahnya. Naresha yang melihatnya langsung menahan napas.

Naresha berusaha tersenyum, "I-iya, kak. Sampain terima kasih ke tante Nina, ya." balas Naresha.

Galvin tiba-tiba tergelak, lalu menaruh tangannya di kepala Naresha, dan mengacak-ngacak rambut perempuan itu. "Lucu banget lo. Udah lupa nama nyokap gue, ya?

Naresha tergelagap, dia langsung menutup mulutnya. "Salah, ya?" tanyanya dengan wajah cengo.

"Nama nyokap gue Sonta, Nar. Bukan Nina, ngaco banget tapi gemes lo." ucapnya sambil mencubit pelan pipi Naresha.

Muka Naresha mungkin sudah semerah tomat sekarang. Dia tidak menyangka perasaan lama yang ia sudah kubur dalam-dalam, tiba-tiba kembali lagi ketika bertemu Galvin. Astaga, apa-apaan ini? Naresha berusaha menetralkan detak jantungnya.

"Maaf, kak. Seriusan aku udah lupa, malu banget," ucapnya sambil menunduk.

Galvin berhenti tertawa, namun masih ada senyuman yang terukir di wajah manisnya. Cowok itu memperbaiki kaca-matanya. "Oh, ya, kenapa keluarga lo tiba-tiba balik kesini lagi?" tanya Galvin penasaran.

RAVINDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang