09. Keputusan

111K 9.1K 361
                                    

Sebelumnya jangan lupa voment ya!

Happy Reading~

Ravindra menyisir rambutnya ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravindra menyisir rambutnya ke belakang. Saat ini dia sedang rebahan di kasurnya dengan kaos oblong dan celana di atas lutut. Sekarang dia akan memikirkan, tentang langkah apa yang harus diambil selanjutnya mengenai kehamilan Naresha. Tangannya ia letakkan di kening sambil menutup matanya.

Beberapa kali, Ravindra menghela naasnya. Namun fokusnya terpecah begitu merasa ponselnya bergetar. Dia mengambil benda pipih tersebut dari saku celananya.

1 Notification from Naresha

Naresha

ortu gue udah tau

Ravindra buru-buru duduk untuk membalas pesan dari Naresha.

Naresha

tau apa?

tntg kehamilan lo?

Tiga menit berlalu. Tidak ada balasan dari Naresha. Cowok itu semakin dilanda kepanikan. Bagaimana bisa orang tua Naresha tau? Gak mungkin, Naresha yang memberitahu mereka kan? Tiba-tiba Ravindra mendengar pintu rumahnya terbuka. Sepertinya ayahnya pulang cepat hari ini.

Namun perhatian Ravindra bukan terpusat pada Handra saat ini. Dia mencoba untuk menelepon Naresha, namun tidak diangkat. Setelah itu dia menuju ke lemari bajunya untuk mengganti pakaian. Cowok itu memutuskan untuk pergi ke rumah Naresha. Namun saat dia keluar kamar, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Ravindra melihat Handra membukakan pintu.

Di ambang pintu terlihat pasangan paruh baya bersama anaknya yang hanya menunduk. Bisa Ravindra tebak, mereka adalah orang tua Naresha. Cowok itu buru-buru turun tangga menuju pintu.

Tatapan ayah Naresha tertuju pada Ravindra. Mata pria itu terlihat murka dan merah menahan emosi. Dia mendekati Ravindra dan menarik kaosnya.

"KAMU YANG SUDAH HAMILIN ANAK SAYA, IYA?!" tanyanya emosi. Dia ingin sekali menghajar Ravindra, namun di tahannya sebentar karena tidak ingin putrinya melihat. Seumur hidup dia berjanji tidak akan melakukan kekerasan di depan anak-anaknya. Namun hari ini berbeda, pelaku pemerkosaan putrinya pantas mendapatkan pukulan.

Tejo---ayah Naresha---melayangkan satu pukulan pada wajah Ravindra. Cowok itu bergeming menerima pukulan dari Tejo. Dia pantas mendapatkannya.

"Mas!" panggil ibu Naresha mencoba menghentikan sang suami.

"Kurang ajar kamu, ya! BERANI-BERANINYA MENGHANCURKAN HIDUP PUTRI SAYA! KAMU KIRA DIA GAK PUNYA CITA-CITA YANG BELUM TERCAPAI?!"

RAVINDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang