37. So Long

130 19 29
                                    

Chapter 37

So Long

***

Baekhyun

Terhitung hampir satu setengah jam gue habiskan waktu nggak jelas ini di dalam mobil, dengan ditemani Hana yang berada di sebelah gue hanya untuk melihat rumah bercat putih itu penuh oleh orang-orang yang keluar-masuk dengan senyum terukir di wajah mereka.

Dari pengamatan gue, nggak ada sosok Hara yang muncul dari balik pintu putih yang sedari tadi gue amati. Hanya ada sosok Choi Nara beserta suaminya yang keluar untuk mengambil beberapa paket, lalu Jongdae yang menemani Kyungsoo memasang pernak-pernik perhiasan rumah seperti lampu kelap-kelip, lalu beberapa balon yang dipasang di langit-langit entah untuk apa.

"Nggak berniat buat masuk nih, Pak?" tanya Hana yang sontak membuyarkan lamunan gue.

"Nanti dulu deh, Han." tolak gue halus.

Gue terlalu pengecut untuk menjadi pemberani hari ini.

"Saya takut dikira apaan gitu karena kita parkir sembarangan." jelas Hana.

Gue sedikit meliriknya tanpa atensi. Lalu menarik napas sejenak dan mengembuskannya dengan perlahan. "Sebentar Hana, saya lagi siapin mental dulu."

"Terlalu lama buat siapin mental, Pak. Kita udah dua jam di sini semenjak mesin mobil dimatiin. Mau sampai kapan kayak gini terus?"

"Kamu sendiri yang suruh saya buat siapin hati dulu, kenapa sekarang protes?" sebelah alis gue terangkat, menuntut jawaban, tapi yang gue dapat hanya wajahnya yang berubah senggak.

"Pak, suka sama seseorang memang nggak salah, kita bebas mengutarakan perasaan kita ke siapa aja, tapi untuk menerima kenyataan kalau orang yang kita suka nggak suka kita, kita harus nerima dengan lapang dada."

"Saya juga sedang menerimanya dengan lapang dada."

Gue nggak terima dengan ucapannya kali ini yang seakan-akan mengatakan kalau gue nggak bisa menerimanya dengan lapang dada, justru gue sedang berusaha sekarang, cuma butuh waktu yang cukup lama untuk itu. Dan sekarang waktunya belum cukup.

Belum cukup untuk terlihat baik-baik aja di hadapan dia.

"Bapak nggak nerima dengan lapang dada, Bapak cuman takut," balas Hana sedikit mengeraskan volume suaranya. "Bapak takut begitu masuk ke dalam sana lihat kak Hara nggak seperti yang Bapak rasain sekarang?"

Gue cuman diam mengamati dia, karena sepenuhnya dia berujar benar.

Gue terlalu takut melihat Hara yang tersenyum begitu lebar saat gue memilih untuk masuk ke rumah itu, gue takut melihat dia yang ketawa lepas bareng Jongdae atau Kyungsoo seolah nggak punya masalah apa pun. Lalu, saat matanya nggak sengaja bertemu dengan mata gue, gue takut kalau dia melambaikan tangannya dengan senyum hangat dan suara cerianya menyuruh gue untuk mendekat seolah nggak terjadi apa-apa.

Gue takut dia seperti itu.

Karena hati gue sekarang lagi hancur sehancur-hancurnya.

"Hana ..." jeda sesaat untuk gue yang menundukkan kepala sampai menyentuh setir mobil. "... saya harus gimana?"

Bisa dibilang gue putus asa.

Gue nggak siap dengan semua perubahan dalam hubungan kita yang tiba-tiba seperti ini. Kembali seperti awal. Kembali seperti pertemanan kita dulu.

You Never Know (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang