22. Day After Day

95 17 11
                                    

Chapter 22

Day After Day

***

Hara

"Lo udah di stasiun?"

"Iya. Kenapa?"

"Kok nggak bangunin gue sih?! Kan pengen ikut!"

"Salah sendiri tidur."

"Ih, nggak gitu juga kali sama pacar."

"Yang semalem ngajak bergadang main nitendo siapa? Kan tahu sendiri lo paling nggak bisa kalau nggak tidur, gue kan memang terbiasa buat nggak tidur."

"Tapi Hara! Gue pengen nganterin lah!"

"Nggak usah, gue baik-baik aja sama Kyungsoo. Mau ngomong?"

"Ha? Apaan?"

"Nih ngomong sama Kyungsoo."

"Apaan sih, Ra! gue ngomong sama lo!"

"Halo? Suasananya jadi kebalik kayak gini, ya?"

...

Busan jadi tempat yang paling gue sukai selain Bucheon. Selain karena di sini banyak makanan yang jarang ada di Seoul, banyak tempat seru yang membuat gue mendadak dapat inspirasi, Kota ini juga mempertemukan gue dengan seseorang.

"Mama udah lihat rancangan yang kamu buat kemarin."

Mendapatkan apresiasi dari Mama adalah keinginan gue sejak dulu. Bahkan untuk sekadar membayangkannya tersenyum sekilas sambil say hi ke gue saat acara fashion week menjadi satu-satunya alasan gue untuk tetap bertahan dibidang ini.

Dan sekarang, gue yang berulang kali menahan diri untuk nggak cengengesan dan jaga imej, melihatnya bertatapan langsung dengan gue sambil tersenyum bangga atas apa yang telah gue perbuat, nggak henti-hentinya gue menjerit dalam hati, mata gue nggak lepas dari matanya.

"Mama bangga sama kamu."

Senyumannya cukup lebar, suaranya sangat lembut sampai membuat gue membayangkan red velvet cake super lembut dengan rasa yang benar-benar manis. Cukup membuat gue diabetes.

Membiarkan telinga gue mendengar kata bangga dari Mama, membuat perasaan dalam hati membuncah dan perlahan keluar melalui air mata.

"Mama bahagia lihat kamu tumbuh sehebat ini."

Duduk berdua sambil ngobrol hal ringan selalu jadi bayang-bayang gue ketika down pada apa yang gue pertahanin. Kadang bosan, kadang pengen nyerah, kadang nggak mau ngapa-ngapain, lalu berakhir marah ke diri sendiri dan Baekhyun yang sering kena imbasnya daripada Kyungsoo.

"Lo kenapa sih, Ra?"

Rasanya nggak adil ketika apa yang udah gue pertahanin selama ini jadi sia-sia hanya karena kesalahan kecil.

"Lo boleh marah, tapi nggak boleh berhenti buat nyerah!" suara Baekhyun cukup keras hingga membuat gue berhenti untuk merusak apa pun yang ada di hadapan gue saat itu.

"Apa sih salah sama gue? Apa yang ngebuat gue nggak bisa menang tadi?" teriakan gue cukup keras untuk membalasnya. "Cuma gara-gara gue nggak berhasil mendekripsikan apa makna dari baju yang gue buat. Apa karena cara ngomong gue yang kurang percaya diri sampai ngebuat mereka mendiskualifikasi baju rancangan gue?"

You Never Know (END)Where stories live. Discover now