30. Ballade No 1 in G Minor, Op 23

80 17 8
                                    

Chapter 30

Ballade No 1 in G Minor, Op 23

×××

Baekhyun

"Nyet, Papa lo pulang...."

"....Dia bawa cewek."

Telinga gue berdenging cukup lama sampai gue mengira kalau kuping gue kemasukan lebah, tapi begitu menyadari kalau ternyata hape Hara yang menempel di telinga gue dan bukannya lebah membuat mata gue berkedip cepat. Pun begitu, keterkejutan gue nggak sampai di situ. "Mama lo telepon gue untuk ngabarin lo, katanya harus pulang sekarang juga."

"Serius?"

"Dua rius."

Ada hening yang gue ciptakan untuk mencerna ucapannya yang terkesan mendadak buat gue. "Papa gue bawa cewek. Beneran lo?" tanya gue nggak percaya.

Cewek apa nih maksudnya? Dia bawa istri baru gitu? Emangnya Papa gue nikah lagi sama kayak Mamanya Hara gitu?

Yang bener aja!

Gila kali ya, Papa gue!

"Lo bisa jemput Hara nggak?" tanya gue lagi, terlalu lama menunggunya menjawab pertanyaan gue membuat gue sedikit kesal. "Jemput Hara. Gue ke Bucheon naik taksi, sekarang!"

"Sinting ya lo?" balasnya yang membuat gue mengerutkan kening.

"Gue nggak sinting, tapi Hara kalau nggak dijemput, gue takutnya dia nya-"

"Iya, iya gue jemput dia," balasnya sambil mengumpat belakangan yang entah apaan, gue juga nggak peduli sebenarnya. Yang gue peduliin saat ini cuman, siapa cewek yang Papa bawa. "Bilangin ke Hara suruh nunggu gue di depan, gue males masuk ke stasiun."

"Nanti gue bilang ke dia." senyum gue terukir dengan mata yang curi-curi pandang untuk melihatnya yang sekarang berdiri seorang diri di dekat peron, bersandar pada tembok penyangga dengan kepala yang terus menoleh ke kanan-kiri.

"Nyet."

Sadar kalau sambungan telepon masih terhubung, gue mengalihkan pandangan ke arah lain dan fokus. "Ha?"

"Kalau lo udah nyampe rumah nanti, gue minta sama lo untuk nggak kaget dan bener-bener mikir untuk ngambil keputusan terbaik buat Mama-Papa lo." katanya. "Pikirin baik-baik, demi kebaikan lo sendiri, bukan orang lain."

Pelipis gue tiba-tiba terasa gatal serta kerja otak gue yang mendadak lemot untuk memahami. Sumpah, gue nggak paham apa maksud dari perkataannya.

Sampai ketika gue memutuskan untuk pergi ke Bucheon dengan naik taksi dan melamun sangat lama di sana. Gue merasakan ada sesuatu yang tertinggal.

"Koper gue mana?"

Mata gue mengedar ke sekeliling untuk mencari keberadaan koper mini di dalam taksi yang gue bawa sejak turunnya gue dari kereta. Tapi, nggak ada. Apa ketinggalan ya?

You Never Know (END)Where stories live. Discover now