1. Break Up In The Morning

931 45 9
                                    

Chapter 01

Break Up In The Morning

   

×××

Hara

"kita... putus aja ya?"

Hmm.... nggak, nggak, ini kurang pas.

"Kayaknya aku bosen deh sama kamu, kita putus yuk."

Alasan yang kurang logis sebenarnya. Gue bukan seseorang yang gampang bosan. Tapi, orang-orang kebanyakan selalu beralasan ini ketika salah satu dari mereka mengajak putus.

Oke. mari kita sedikit memodifikasi kata-kata sebelumnya dan menambahkan amarah pada pengucapan kali ini.

"Aku bosen sama kamu. Aku mau kita putus!"

Gue menarik napas panjang-panjang sampai seluruh pasokan udara di paru-paru gue terisi penuh

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Gue menarik napas panjang-panjang sampai seluruh pasokan udara di paru-paru gue terisi penuh. Kemudian gue embuskan secara perlahan.

Sudah lebih dari puluhan kali gue berpikir alasan yang logis untuk bisa mengakhiri hubungan gue dengan seseorang. Sampai buku sketsa penuh dengan coretan nggak penting dan mata yang capek karena terus terjaga.

Dan terhitung lebih dari dua jam sejak kali terakhir Kyungsoo —pacar yang mau gue putusin– menelepon gue untuk bilang kalau dia akan mampir ke apartemen setelah dia lelah bekerja seharian. Dia mampir cuma sekadar  menyetor wajah karena katanya udah lama nggak munculin wajahnya didepan gue, padahal cuma dua minggu. Kita berdua bahkan pernah nggak ketemu sampai sebulan dan gue merasa baik-baik aja selama dia mengasih kabar.

Terus, ini gue harus gimana?

Ada kabar kalau perusahaan yang dirintis Kyungsoo sedang mengalami krisis sekarang. Salah satu karyawannya terkena  masalah penggelapan dana dan nominalnya nggak main-main. Bahkan gue dapat kabar juga kalau dihari libur aja dia masih tetap masuk dan lembur.

Gue memang nggak terlalu tahu banyak tentang dunia bisnis karena gue seorang desainer lepas. Yang gue tahu hanyalah menggambar di atas kertas untuk membuat seseorang merasa senang atas coretan gue, kemudian orang-orang yang senang dengan coretan gue akan membelinya dan gue akan mendapatkan royalti cukup untuk membiayai hidup.

Dikala gue sibuk berpikir bagaimana caranya putus tanpa harus merasa lawan kita sakit. Suara bel apartemen gue berbunyi, mengagetkan gue yang lagi rebahan di kasur.

Gue melirik jam dan ternyata sudah pukul 3 pagi. Ini rekor paling tertinggi selama seminggu insomnia gue kambuh.

"Hai, Kyungsoo."

You Never Know (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon