DUA PULUH TUJUH

1.7K 256 146
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨


Happy Reading❤

Mark membawa Lisa ke UKS, selain untuk mengobati tangan Lisa ia juga ingin beristirahat.

"Sakit?" tanya Mark, bagaimana tidak tangan Lisa terlihat jelas bekas gigitan Rahayu.

"Sakit sama jijik jadi satu" ujar Lisa suaranya sudah bergetar menahan tangis.

"Kan udah aku cuci" ujar Mark.

"Tapi pasti masih bau iwww" ujar Lisa ia merasa jijik.

Cup

Mark mencium lama tangan Lisa.

"Gak bau kok, kan tadi di cuci pake sabun tangan lo juga udah gue cium" ujar Mark.

"Kalo mau nangis-nangis aja gapapa" ujar Mark, ia tahu Lisa ini menahan tangis.

"Lisa engga mau di bilang cengeng" cicit Lisa, Mark geram pasti Lisa teringat ucapan yang keluar dari mulut Rahayu.

"Sayang, gapapa cengeng dari pada sok kuat nambah sakit nanti" ujar Mark mengusap tangan Lisa, bagaimana cara menutupi bekas gigitan ini?.

"Huwaaaa hiks sakittttt, sakit banget hiks" Mark terkekeh akhirnya Lisa menangis setidaknya ia lega.

"Hust, pacar bontot pacar bontot udah gede engga ngedot" ujar Mark mengecupi mata Lisa yang berair.

"Hiks engga nyambung, awas aja Lisa bales dia, boleh kan Malk?" tanya Lisa sesegukkan.

"Boleh banget sayang" ujar Mark.

"Hoam" Lisa menguap dan Mark terkekeh melihat itu.

"Bobok sama gue" ujar Mark menyatukan kedua brankar UKS menjadi satu agar lebih luas.

"Malk deketan" ujar Lisa tentu saja dengan senang hati Mark mau.

Dari luar jendela UKS seorang pemuda menatap itu dengan senyum penuh arti.

.
.
.
.
.

Sila keluar dari toilet namun tangannya di cekal seseorang lalu di bawa ke tempat sempit di pinggir toilet.

"Lo apa-apaansih" ujar Sila melepas cekalan itu.

"Singkirin niat jahat lo dan rahasia lo aman" ujar pemuda yang kini bersedekap dada.

"R-rahasia ap-

"Lo adik Rea" ucapan pemuda itu berhasil membuat Sila mematung.

"Lo nyentuh Lisa se ujung kuku aja, gue pastiin lo bukan cuma di depak dari sekolah" ujar pemuda itu lalu melegang pergi.

"Dari mana dia tau? Apa dia yang motong percakapan gue sama kak Rea?" gumam Sila, ia takut jika rahasia dirinya adalah adik dari Rea gadis tidak benar dan seorang pembunuh, sudah pasti ia akan di keluarkan lebih parahnya ikut terseret.

"Sial" umpat Sila, ia keluar dari tempat sempit itu berpapasan dengan Rahayu yang baru keluar dari toilet.

"Kak, gue mau ngomong sama lo" ujar Sila.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang