8. Perpustakaan

32 10 50
                                    

AzaNda Update!
Maafkan baru Up karena ga ada mood buat nulis :3
Jangan hapus AzaNda dari library kalian^^
Happy Reading ✨

****

"Lo cantik," Ucap Azam menatap netra gadis di depannya.

Cowok itu tersenyum lalu memegang puncak kepala Nanda dan mengacak nya pelan. "Dan gue kagum sama lo."

Nanda diam, memundurkan langkahnya hingga Azam melepas tangannya dari kepala Nanda.

"Gue masuk," Ucap Nanda lalu masuk kedalam rumahnya meninggalkan Azam yang masih berdiri di depan rumah Nanda.

****

Malam sudah tiba. Hujan turun menumpahkan isinya. Nanda duduk di bangku meja belajarnya seraya melihat kearah jendela yang terkena air hujan. Suara rintik-rintik hujan yang turun membuat gadis cantik bersurai panjang itu merasa tenang.

Nanda menenangkan pikirannya yang sejak tadi berkecamuk. Perkataan Azam tadi sore terus terngiang-ngiang di kepalanya. Nanda merasa tidak nyaman dengan apa yang diungkapkan Azam kepadanya. Gadis itu bingung. Bingung harus melakukan apa.

Nanda takut jika Azam berharap lebih nantinya. Nanda tidak ingin menyakiti hati cowok itu karena berharap lebih padanya.

Tling..

Sebuah pesan masuk ke ponsel Nanda membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Gadis itu berdiri mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasurnya.

Nanda melihat notifikasi pesan dari ayahnya. Gadis itu menghela napasnya pelan menyiapkan hatinya lalu membuka pesan itu.

Ayah :
Ayah akan pulang dua hari lagi
Maaf ya ayah ngabarin tengah malam gini
Nanti ayah pulang kita makan bareng di restoran kesukaan kamu ya
Selamat malam putri kebanggan ayah
Tidur yang nyenyak

Nanda diam. Menatap datar ponselnya lalu membaca berulang kali tiga kata terakhir di pesan itu. Mata gadis itu memanas dan siap menerjunkan air yang sejak tadi ingin keluar.

"Nanda gak akan bisa tidur nyenyak yah," Gumam Nanda lalu menutup matanya diiringi setetes bening yang jatuh.

****

Nanda merapikan penampilannya di cermin bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Gadis itu keluar dari kamarnya dan menghampiri Bi Susi yang sedang memasak nasi goreng di dapur.

"Lagi ngapain Bi?" Tanya Nanda membuat Bi Susi sedikit kaget.

"Ini Non lagi buat nasi goreng buat Non sarapan," Jawab Bi Susi lalu membuat nasi goreng buatannya kedalam piring.

"Gausah repot-repot Bi, kan Nanda bisa sarapan di kantin."

"Gapapa atuh Non gak ngerepotin Bibi kok Non," Balas Bi Susi sambil meletakan nasi goreng di depan Nanda.

Nanda tersenyum hangat. Ia bukannya tidak ingin menghargai Bi Susi karena membuatkannya sarapan tetapi Bi Susi pasti lelah karena membersihkan rumah setiap hari. Di tambah Bi Susi bangun pagi sekali untuk mem-pel lantai rumah.

"Makasi Bi," Ucap Nanda lalu memakan sarapannya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama Nanda sudah selesai dengan sarapannya. Nanda naik ke lantai dua untuk mengambil tas sekolah yang berada di dalam kamarnya.

"Bi, Nanda berangkat ya," Pamit Nanda mencium tangan Bi Susi.

Hati Bi Susi menghangat ketika Nanda sangat sopan terhadap dirinya. Kadang Bi Susi berpikir, kenapa gadis sebaik Nanda harus memiliki masa lalu yang sangat kelam. Nanda sudah menganggap Bi Susi sebagai ibunya sendiri begitu pun sebaliknya.

AzaNda [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang