10. Telat Bareng

28 9 24
                                    

Happy Reading✨

****

Pagi-pagi sekali Azam sudah nangkring di depan rumah Nanda sambil merapikan rambutnya lewat kaca spion motor scoopy nya. Lebih tepatnya milik mama nya. Hari ini cowok itu tidak membawa motor ninja dengan alasan terlalu berat seperti kata Dilan. Holang Kaya, gonta-ganti motor mah gampang.

"Ganteng juga gue kalau di liat-liat," Ucap Azam dengan pede tingkat provinsi merapikan rambutnya yang sedikit panjang itu.

"Ngapain?"

Mendengar suara yang sangat familiar membuat Azam refleks menoleh dan menemukan Nanda yang sudah lengkap memakai seragam sekolahnya sambil bersandar pada pagar dengan wajah datar.

"Jemput lo," Jawab Azam dengan senyum yang tidak pernah luntur ketika berbicara dengan Nanda.

"Gak perlu," Ucap Nanda sedikit ketus.

"Lah kenapa?" Tanya Azam dengan raut bingung terlihat di wajah tampannya.

"Gue berangkat sama Pak Surdi," Jawab Nanda.

"Pak Surdi sekolah juga?"

"Bego."

"Gue serius nanya Nda."

"Enggak."

"Bareng gue ya," Pinta Azam tanpa menyerah.

"Enggak."

"Gue udah nungguin dari tadi loh Nda."

"Emang gue peduli? Enggak kan."

Azam diam. Omong-omong Nanda galak juga ternyata. Tetapi itu tidak menggoyahkan sedikit pun tekat dan semangat Azam untuk mendekati Nanda. Demi tahu bulat yang di goreng dadakan tekat Azam sudah bulat.

"Non Nanda," Panggil Pak Surdi ketika berdiri di sebelah Nanda.

"Iya pak?" Tanya Nanda dengan suara yang tidak seketus saat ia berbicara dengan Azam tadi.

Azam merasa tidak adil, hanya dengan dirinya Nanda berbicara dengan nada galak. Demi Azam yang gantengnya sedunia ia iri dengan Pak Surdi.

"Maaf Non, mobilnya tiba-tiba mogok jadi bapak gak bisa nganter Non ke sekolah."

Dewi fortuna seakan berpihak kepada Azam kali ini. Mendengar perkataan Pak Surdi membuat Azam tersenyum lebar. Di pastikan Azam akan berangkat bareng Nanda ke sekolah. Azam yakin gadis itu tidak akan menolak apalagi hari ini adalah hari Senin. Setengah jam lagi upacara akan di mulai.

Nanda yang mendengar perkataan Pak Surdi hanya bisa menghela napas. Niatnya ingin menjauhi Azam lagi-lagi takdir seakan sengaja membuat dirinya terus mendekati cowok itu.

"Berangkat sama gue kan Nda?" Tanya Azam sangat terlihat bahwa di sengaja.

"Enggak," Jawab Nanda dengan gengsi yang tinggi.

"Beneran?" Tanya Azam menahan senyumnya melihat kearah Nanda yang melihat kearah lain.

"Yaudah kalau gitu gue duluan ya," Ucap Azam lagi lalu naik keatas motornya dan memakai helm dengan mata yang tidak lepas dari Nanda.

Azam mulai menyalakan motornya, saat ia ingin menancapkan gas suara Nanda menghentikan gerakan Azam.

"Iya gue berangkat sama lo," Ucap Nanda pada akhirnya membuat senyum Azam terbit. Ini yang ia inginkan dari awal.

Azam melihat kearah Nanda dengan senyum dan alis terangkat. Nanda yang melihat itu memutar bola matanya malas. Tidak ada pilihan lain selain menerima tumpangan gratis dari Azam.

AzaNda [ON GOING]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu