13 dan 14

14.5K 1.1K 47
                                    

.

.

.

Max sama sekali tak bisa fokus dengan hal apapun. Pikirannya dipenuhi dengan istri dan bungsunya yang sekarang tak tau di mana keberadaannya. Rahasia yang dia tutup rapat selama 22 tahun akhirnya terbongkar di saat yang tidak tepat.

Masih teringat jelas kejadian 22 tahun lalu itu di pikiran Max. Sang istri yaitu Ellen terus bersedih karena di usia 3 tahun pernikahan mereka, Ellen belum juga bisa mengandung. Berbagai macam pengobatan sudah dilakukan, mulai dari dokter ahli hingga alternatif sudah mereka jalani. Masalahnya ada pada Ellen, karena wanita yang berprofesi sebagai model itu kurang fit tubuhnya. Ellen terlampau kurus untuk bisa mengandung, dia juga punya masalah
kesehatan lain yang membuat dia susah untuk hamil.

Akibat sang istri yang terus bersedih dan Max tak suka dengan kesedihan itu, dia pun mengambil tindakan. Ada seorang gadis cantik yang bekerja sebagai pelayan di restoran dekat kantornya, Max menghubunginya lalu membuat persetujuan agar wanita itu mau mengandung anaknya. Max berharap dengan memiliki seorang bayi maka bisa memancing Ellen untuk segera mengandung. Namun, satu letak kesalahan yang membuat kacau balau. Max tidak memberitahukan hal itu
pada Ellen, dia tidur dengan wanita yang bernama Launa tanpa meminta izin dari sang istri.

Tak berapa lama kemudian, seorang ibu melahirkan bayi kembar lalu meninggal. Ellen yang prihatin
meminta pada Max untuk mengadopsi bayi kembar itu. Max setuju dan melupakan Launa begitu saja. Dia tak ingat dengan perjanjian, dia tak ingat jika masa depan seorang gadis sudah dia renggut. Max berbahagia bersama putra kembarnya, melihat hal itu Launa memutuskan untuk pergi dan membawa bayi yang sedang dia kandung.

Penantian Ellen berbuah manis, 7 tahun kemudian dia pun dinyatakan mengandung lalu melahirkan anak yang bernama Abigael.

Max terus berkeliling kota tanpa tujuan yang jelas. Otaknya tak seterang biasanya, pikirannya buntu dan hidupnya terasa abu-abu.

"Kau di mana, El? Kalian di mana?" Max hanya berputar putar di jalan yang sama. Yang dia takutkan bukan kemarahan Ellen tapi sang anak yang tak bisa dia tinggalkan begitu saja. Max
mengakui jika dia memang salah. Dia akan melakukan apapun untuk menebus kesalahannya itu, tapi tidak dengan berpisah dengan El. Putra kesayangannya yang dia cintai sepenuh hati.

...

Ellen Pov

Inilah hidup yang sebenarnya di mana ada banyak cerita saat menjalaninya. Hidupku yang dulu terlihat sempurna dan begitu manis, ternyata ada kenyataan pahit di baliknya. Hidup sangat lucu bukan? Kadang dia ingin kita tertawa seperti sedang menonton komedi atau kadang dia ingin kita
menangis seperti sedang menonton drama. Hidup ini penuh misteri dan aku yakin itu.

Saat ini aku dan El berada dalam penerbangan menuju kota di mana aku dilahirkan. Putraku tidur dengan lelap, aku lihat ada gurat kelelahan di wajahnya. Aku tahu El tidak pernah selelah ini baik fisik maupun jiwanya, namun saat ini dia harus merasakan lelah itu. Aku meringis kala
mengingat kejadian yang membuat aku harus pergi, rasa kecewa sudah menggunung dan rasa sakit hampir mengerak. Aku ingin pergi.

Saat melihat wajah El, pikiranku selalu diingatkan dengan sosok yang mirip dengan dirinya yaitu Max. Ayah dari El itu saat ini sedang apa aku tidak tahu. Apa dia mencari kami? Atau dia
berbahagia dengan keluarga barunya aku tidak tahu. Yang aku pikirkan, anak-anakku jadi korban dari keegoisan kami berdua. Tapi maaf, untuk saat ini aku belum mampu untuk mengalah.

Lagniappe (END)Where stories live. Discover now