Berada di luar air entah mengapa lebih menyakitkan ketimbang berada di dalamnya. Mark membiarkan tubuhnya untuk sejenak menggigil, sebagai upaya menyesuaikan diri di tengah udara dingin menggigit. Ia menatap sungai yang mengalir menuruni pegunungan hingga mencapai lembah. Entah bagaimana, mereka tidak begitu jauh dari Robyn sebagaimana yang semula Mark perkirakan. Apabila mengikuti laju arus sungai, ia akan tiba di benteng sebelum matahari terbenam. Sementara ia mencari kuda dan berkendara pulang, Donghyuck bisa jadi sudah berada di sisi lain perbatasan, jauh dari jangkauan.

Donghyuck, batin Mark, apa yang harus kulakukan sekarang?

Pertanyaan itu sia-sia. Mark tahu alasan Donghyuck mendorongnya dari tebing. Untuk kembali ke Robyn, untuk memperingatkan semua orang tentang kehadiran mata-mata asing di hutan, untuk menjadi saksi hidup atas apa yang terjadi. Masalahnya, tidak hanya Mark tidak sanggup melakukan apa yang Donghyuck inginkanㅡmeskipun itu hal benarㅡia juga tidak ingin melakukannya. Tanpa kuda, apa yang bisa Mark lakukan? Apabila Donghyuck ditangkap, ia dan si pria asing juga akan pergi sambil berjalan kaki. Namun, mereka berangkat beberapa jam lebih dulu ketimbang Markㅡyang kemungkinan akan sakit apabila tidak menyalakan api dan segera mengeringkan pakaian.

Mark menyumpah keras-keras dan aliran sungai balas menyumpahinya. Lengannya berdarah. Bajunyaㅡsebagian kecil yang tersisaㅡbasah kuyup dan lepek. Ia tidak punya kuda, pedang, maupun busur. Hanya ada sepasang belati. Mark harus kembali, ia sungguh harus kembali, bahkan meski harus mendapatkan Donghyuck dengan tangan kosong. Namun, Mark tidak bisaㅡia tak sanggup. Beban rasa tidak berguna menghantamnya sebagaimana air ketika ia jatuh; bagai tonjokan di wajah.

Mark menunduk pada kerikil di tepi sungai, lumpur di sepatunya, juga salju yang menodai permukaan tanah. Ia memohon bantuan DewiㅡEngkau menyerahkan lelaki itu untukku. Engkau tidak boleh membiarkan mereka mengambilnya dariku sekarang. Engkau harus membantuku mendapatkannya kembali. Kumohon. Kumohon. Tubuh Mark semakin menggigil.

Kemudian, tiba-tiba, terdengar ringkikan seekor kuda.

Mark tahu itu bukan miliknya. Bukan hanya karena suara mereka tidak sama, tetapi juga karena kudanya telah menghilang. Itu adalah kuda terlatih di Clairs, digunakan dalam pertempuran yang berbahaya. Hewan itu pasti berlari menuju tempat aman, kembali ke Robyn. Ini tidak mungkin kuda yang sama.

Kalau begitu, ini kuda yang lain, kuda milik orang lain.

Meski basah kuyup, setengah telanjang, dan tanpa pedang, Mark tetaplah Putra Mahkota negeri ini. Ia memiliki lencana kerajaan di sakunya, dan meskipun tidak, kerawang emas di hulu belati cukup untuk menandakannya sebagai seorang bangsawan. Siapa pun itu, mereka akan memberinya kuda apabila dipinta, atau apabila ia membelinya. Apabila mereka tidak setuju, yah ... Meski tidak memegang pedangㅡterlalu berat untuk dibawa berenangㅡMark masih punya belati, kedua-duanya, dan saat ini ia sedang marah, sangat marah dan frustrasi akan nasib pasangannya. Semua orang yang berusaha menghalangi jalannya akan berakhir menyesal.

Mark menggelengkan kepala, memercikkan tetes-tetes air beku ke segala arah. Udaranya dingin, terlampau dingin untuk berada di tempat terbuka dalam keadaan basah kuyup, tetapi Mark tidak merasakannya. Ia memusatkan perhatian pada dentum jantung Donghyuck yang berdetak seirama miliknya, bagai burung pipit yang membuat sarang di sana. Ia harap segala kemarahan tidak meremasnya terlampau kuat. Kemudian, sambil menahan gigil, Mark melangkah menuju suara kuda.

*

Mark tidak sering menjelajahi hutan di sekitar Robyn. Ia pernah kemari ketika kecil, selama petualangan berburu bersama Johnny. Mereka menjelajahi hutan-hutan Clairs di sekitar Gyr, terkadang sampai memasuki wilayah Robyn, tetapi Mark tidak pernah punya waktu atau ketertarikan untuk mengunjungi daerah kekuasaan saudaranyaㅡSungmin, bahkan ketika daerah itu menjadi miliknya. Setelah ia dan Donghyuck pindah ke Robyn, Mark terlalu sibuk memainkan peran sebagai tuan tanah, mengkaji benteng yang rusak, merencanakan renovasi hingga menemani para pemburu berburu. Donghyuck kemungkinan mengenal hutan ini lebih baik ketimbang ia. Namun, seasing-asingnya tempat ini, Mark mampu merasakan ada yang salah hari ini.

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang