Mama Lily menghampiri Lala dan memeluknya. Tangis masih menghiasi wajah cantiknya.

"Kamu yang sabar, ya, nak. Kemarin malem pas Vernon pulang, dia kecelakaan. Sekarang dia kritis," ucap Mama Lily ditengah tangisnya.

Tubuh Lala meluruh, lemas.

Kepalanya menggeleng tidak percaya.
Menolak ucapan ngawur Mamanya.

"NGGAK MUNGKIN!" bantah Lala, menangis keras, terduduk.

Mama Lily langsung memeluk anaknya, disusul Ayah Alex.

Sementara Mama Anna dan Ayah Alvin saling berpelukan dan menangis.

Pintu terbuka..

"Lagi ngapain??" suara itu mengalihkan perhatian mereka semua.

"Vernon napa cepet banget pulangnya??!" ucap Mama Anna dan menghampiri Vernon.

"Mama nangis?" tanya Vernon.
Mama Anna tertawa kecil.

"Apa ini??!!" tanya Lala berlari menghampiri Vernon.

Ia dapat melihat kaki laki-laki itu digips. Selain itu, tidak ada luka lain.
Mungkin luka kecil di dahinya.

"Lo nangis juga?" Vernon pun tidak tau apa yang sedang terjadi.

"Hehe.. Maaf, ya, Lala. Tadi itu cuma april mop. 'Kan hari ini tanggal 1 April," ucap Mama Anna.

Mama Lily, Ayah Alex, dan Ayah Alvin menunduk merasa bersalah. Lala akhirnya sadar. Tadi itu hanya bercanda?!

Malunya! Tadi ia nangis?!

"Aarrghh!" frustasi Lala.

Ia pun berlari hendak keluar rumah, saking malunya.

Namun, ucapan Ayah Alex membuatnya mengurungkan niatnya.

"Ngga usah malu.. Emang itu yang pengen kami liat kok (Lala suka sama Vernon/reaksi Lala tadi lohh). Gausah kabur juga, ngga malu diliatin orang apa??"

Benar si. Saat ini penampilan Lala sangat... Ya seperti itu.

Orang baru tidur ya gitu penampilannya. Apalagi Lala tuh bukan tipe cewek yang tidurnya cantik seperti wajahnya.

Wajahnya cantik si, tapi tidurnya nggak cantik...

Lala pun menunduk dan memasuki kamarnya lagi. Au ah! Mau marah pokoknya!

Sekarang mereka semua sudah berkumpul untuk sarapan, dengan duo Mama yang memasak tentunya.

"Maafin Mama, ya, janji deh ngga gitu lagi," ucap Mama Lily membujuk Lala agar tidak marah.

Lala menghembuskan napasnya.

"Heemm.. Kalau gitu kabulin permintaan Lala!" seru Lala tiba-tiba mendapat ide.

"Dikira Jin. Yaudah apa?" tanya Mama Lily.

"Beliin anjing Ma," ucap Lala, merengek.

Vernon menatap tajam Lala, mendengar permintaan aneh itu. Ngga aneh si, sebenernya.

"Vernon udah ngga alergi?" tanya Mama Anna, menengok Vernon.

"Belinya nanti pas Lala udah keluar dari rumah Vernon Ma,"

"Eh tinggal berapa minggu emang?" tanya Mama Anna lagi.

Di tempat duduknya, Vernon nampak sedih. Entah kenapa ia merasa sedih Lala akan pergi.

"Brarti sebentar lagi kalian tunangan dong?" timpal Ayah Alex.

"'Kan nunggu lulus Al. Ujian aja belom. Masih lama kok," ucap Mama Lily.

Dan mereka mengobrol bersama. Hari itu menjadi acara keluarga.

Dua keluarga kembali berkumpul, dan bersenang-senang bersama, tanpa Vernon tentunya.

Vernon hanya menyimak dan duduk di sofa.

Ia tentu tidak boleh banyak bergerak.
Meski luka ringan, tetap saja itu sakit.

Tak terasa malam tiba. Para orang tua pun pulang. Kini tersisa Lala dan Vernon.

"Mau gue bantu ngga?" tanya Lala.
Bantu jalan ke kamar maksudnya.

"Ngga," ucap Vernon lalu berjalan pelan menuju tangga.

Nampak jelas jika cowok itu kesulitan. Lala pun menghampiri cowok itu.
Menepuk pelan punggung Vernon.

"Ish! Sok sok an lo! Gue juga pernah kaya gitu kalo lo lupa. Sini gue bantu."

Lala menuntun tangan Vernon dan membantunya menaiki tangga.

"Gue suka sama lo," ucap Vernon tiba-tiba, saat mereka sudah di depan kamar Vernon.

Lala mengangguk. "Tau kok," jawab Lala santai.

"Gue ngga tahan!" Vernon langsung menarik paksa Lala masuk ke kamarnya.

Lala melotot, merasakan tubuhnya tertarik kuat memasuki kamar cowok itu. Dan pintu pun ditutup dengan keras.

Blammm!

Apa itu?

Apa yang terjadi?

Tunggu bab selanjutnya•<

To be continue

Makasih sudah membaca cerita aku sayanggg (〃゚3゚〃)

Follow my instagram
@ni.saa02
Follback? DM aja(◠‿◕)

MONEY GIRL [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now