Meninggalkan Saguna yang mendesah pasrah di tempatnya, Jenaro tahu siapa pelaku utama dari semua kekacauan yang dia ciptakan ini.

Ini pasti ulah Oife. Tidak salah lagi.

➖➖➖

Perdebatan kecil yang terjadi antara Oife dan Razor tak kunjung membuahkan keputusan. Oife dengan nyali besarnya tetap pada keinginannya membawa Naya pergi. Sementara Razor menyuruhnya untuk memulangkan Naya.

Jelas Oife tidak mau. Oife hanya ingin mengajak Naya jalan-jalan dan sedikit membuat wanita kejam itu khawatir saat tak melihat anaknya berada di tempat persembunyian.

Ini belum apa-apa. Rencana yang Oife susun baru saja akan dia mulai. Tapi Razor beserta mulut rombengnya membuat Oife jengkel. Kalau begini ceritanya bagaimana dia bisa membalas perbuatan Melani?

"Pulangin tuh bocah sekarang!" tandas Razor membukakan pintu mobil agar Oife bisa keluar dengan Naya di gendongannya.

"Gue gak mau!"

"Lo keras kepala ya, Fe. Cepat pulangin!"

Oife membuang mukanya ke arah lain. Dia mencoba menutup pintu yang kemudian Razor mengambil paksa Naya dari gendongan Oife. Naya yang menjadi bahan rebutan menatap kedua orang dewasa itu dengan wajah polosnya. Mata lentiknya tak berkedip sangking tidak mengerti akan situasi.

"SINIIN SI NAYA!"

"Gila kali ya, lo. Bocah lucu begini mau lo jadiin alat buat balas dendam. Otak lo di mana, Fe?"

"DI DENGKUL! PUAS LO?!"

Razor geleng-geleng kepala, "Pantesan aja pikiran lo cetek, gak taunya otak lo hampir nyentuh kaki."

"Lo ngulur waktu gue banget sih! Ayo kita pergi dari sini! Nanti keburu wanita itu tau anaknya kita bawa!"

Alisnya tertaut bingung, "Wanita mana yang lo maksud?"

"Nyokapnya tuh anak lah!"

"Emang lo kenal?"

Oife melirik belakangnya. Motor ninja hitam itu masih terparkir di halaman rumah Naya. Oife memandang Razor dengan wajah melasnya.

"Tante Melani, Zor. Nyokap tiri gue. Janda yang lo maksud itu ternyata Tante Melani. Gue gak sengaja denger wanita itu nyebut dirinya Mama di depan Naya. Berarti Naya anaknya, dong? Gue yakin wanita itu selingkuh di belakang Daddy! Mana sampe punya anak lagi!"

"Oife goblok!"

Oife memberengut kesal, "Kok lo kasar sih?"

"Ya lo memang goblok! Bisa-bisanya ketularan Jenaro!"

"Jangan samain gue sama dia!" tukas Oife semakin tidak terima.

"Pikiran lo sehat, kan? Lagian mana mungkin nyokap tiri lo selingkuh sampe mengandung anak dari pria lain kalo nyokap lo sendiri aja lebih sering menghabiskan waktunya di rumah?"

Oife terdiam. Iya juga ya. Tapi kali ini Oife tidak akan termakan omongan Razor. Oife tahu Razor bilang begitu supaya dia mau memulangkan Naya.

"Otak lo yang isinya brilian itu gunain bentar. Kalo pun Tante Melani hamil, otomatis perutnya membuncit. Nah, sekarang gue tanya sama lo. Selama ini pernah gak lo lihat perut nyokap tiri lo buncit? Enggak kan?"

Diam menjadi bahasa Oife.

Razor tersenyum tipis, mendaratkan tepukan ringan di puncak kepala Oife, "Tunggu bentar. Jangan kemana-mana. Gue kembaliin Naya dulu."

Pada akhirnya Oife membenarkan ucapan Razor. Dan sejahat apapun niatnya yang ingin menjadikan Naya pelampiasan, hati nuraninya tetap bakalan menang. Oife tidak akan pernah tega menyakiti siapapun sekalipun tekad dalam dirinya begitu besar.

JENARO Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ