20. Lembaran baru

71 10 21
                                    

Assalmualaikum semuanya 🤗

.
.
.

Saya balik lagi 😅

"Gue pernah buta dalam menyukai seseorang namun cinta yang sebenarnya tak pernah buta"

               __Meira

Happy Reading

Pagi ini Meira sudah bersiap pergi ke Sekolah. Berbeda dari sebelumnya, Meira memakai sedikit riasan diwajahnya. Rambut panjang dibiarkan terurai ditambah hiasan bando bercorak bunga.

Untuk kali ini, ia harus belajar menjadi manusia yang lebih berani.

"Huh, semoga hari ini lebih baik!"

Berlari menuju meja makan, kali ini ia makan sendiri. Kedua Orang tuanya pergi keluar Kota untuk beberapa hari.

"Masyaallah, Non teh cantik banget"

Meira tersenyum geli. "Dari dulu, bik!"

Selesai makan, kemudian ia bergegas ke Sekolah. Untuk pertama kalinya ia harus tetap berjalan sampai pada tujuan awal.

Meira, gadis pintar kebanggan para Guru. Mungkin semua murid disekolah sudah mengetahuinya. Itu sebabnya, ia banyak mendapatkan ucapan pedas sekaligus bahan bully para senior.

Tidak perlu waktu lama, gadis itu sudah sampai di Sekolah yang membuatnya merasa sesak nafas sekaligus bahagia bersama para sahabatnya.

Melangkah dengan hati-hati, mencoba menatap lurus meski banyak pasang mata yang membuatnya gagal fokus.

"Bukannya si Cupu?"

"Wah, cantik juga lah!"

"Dih, mau caper sama si Vano?"

Menghela nafas dalam. Meira hanya mengeleng pelan, ucapan yang sudah sering ia dengar. Meira melihat para sahabatnya sedang tersenyum mengoda melihat penampilan Meira.

Sama dengan Meira, mereka juga ber penampilan sedikit berbeda. Seperti sedikit mengikuti trend.

Sungguh memukau pasang mata yang berada di koridor.

"Duh, cantik banget si Cupu!" Goda Risa.

Meira tertawa keras, kemudian ia mencubit pipi Risa gemas.

"Aw, sakit Mei!"

"Gimana guys? Udah siap buka lembaran baru?" Tanya Anggela penuh semangat.

Ketiganya menganguk antusias.

Seseorang yang tengah memperhatikan mereka ber empat hanya tersenyum kecut.

"The Cupu, berubah the hits!"

               ——————————

Vano berjalan bersama para Anggotanya seraya bernyanyi ria. Siapa lagi kalo bukan Arnold yang jadi biduan di geng ini. Bersamaan dengan Dero sudah menjadi paket lengkap.

"Ehem ati iki dudu dolanan dudu pelampiasan..."

Nyanyian Arnold terpotong karena ulah Dero.

"Sejak kapan lo, jadi berubah ke Via Vallen? Black pink, udah jadi medok?" Tanya Dero tanpa jeda.

"Bacot!"

Sedangkan, Bintang salah satu Anggota lion's angkat suara.

"Bang, boleh bertanya? Tapi bertanya itu baik kan, bang? Karena kalo ga bertanya sesat dijalan, iya kan, bang? Jadi boleh kan, bertanya?"

Ucapan Bintang barusan membuat Raga geram. "Gila!" Ketus nya

Toga mengeleng pelan. "Lo, mulai stress!"

Arnold berjalan mendekati Bintang, kemudian merangkul Bintang, sembari tersenyum manis.

"Jangan risau, abang akan jawab semua pertanyaan adek!" Ucap Arnold dengan nada bicara orang Malaysia.

Semua pasang mata menatap jijik Arnold dan berjalan meninggalkan keduanya dengan cepat.

"Lah, salah gue dimana?" Tanyanya seorang diri.

Bintang melepaskan rangkulan, kemudian menatap sendu Arnold.

"Kasian, abang!"

Mendengus kasar sembari menatap tajam Bintang, kemudian ia berjalan meninggalkan Bintang.

"Kok, gue ditinggal?" Gumamnya.

Bintang berlari menyusul, dengan mulutnya yang ikut komat- kamit dengan wajah kesal.

Vano dan para anggotanya sudah berada di kantin. Semua pasang mata menatap kagum geng Lion's.

Terutama pada Vano si ketua geng. Reina yang berada dikantin bergegas mendekati Vano, dengan suara centil khas Reina.

"Vano...kangen!"

Raga mendelik, kemudian menatap tajam Reina.

"Suara lo terlalu merdu, Na!" Ketus Raga.

"Jijik gue!" Lanjut Dero.

Reina hanya menatap tajam Keduanya.

"Bacot!" Jawabnya tak kalah tajam.

Mendengus kasar, kemudian pergi menjauh dari Reina. Vano sudah lama menjauh dari Reina, wanita yang terlalu berlebihan dalam menyukainya.

"Tuh, calon suami gue jadi kabur!" Ujar Reina seraya berlari menyusul Vano.

Meira tertawa pelan melihat tingkah konyol Reina. Dulu ia sangat menyukai pria berwajah brigas itu. Sekarang rasa itu sudah berubah menjadi benci.

Apa ini artinya cinta monyet? Memikirkannya hanya membuang waktu saja.

Toga tersenyum melirik Meira, wanita pertama yang ia suka sekaligus kagum dengan kecerdasannya.

"Manis".

.
.
.
.
.
.

Hai Alhamdulillah update😍

Meira Azzahra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang