FIANCE | 06

2.5K 523 5
                                    

Lelaki bertubuh tegap dengan kemeja rapi itu tengah berdiri di depan sebuah pintu rumah besar berwarna putih itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki bertubuh tegap dengan kemeja rapi itu tengah berdiri di depan sebuah pintu rumah besar berwarna putih itu. Windu merilekskan tubuhnya sebelum mendekati ajalnya.

Ini malam Sabtu, waktunya Windu apel ke rumah Lisa. Kalau malam Minggu, waktunya mereka untuk jalan-jalan keluar berdua.

Windu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu, diselingi dengen pencetan bel beberapa kali. Tak lama, seorang wanita paruh baya datang membukakan pintu. Pakaiannya rapi, mungkin beliau ingin pergi.

"Eh, Windu? Mau ketemu Lisa?" tanya wanita yang merupakan mama dari gadis bernama Lisa itu.

"Iya, ma."

"Pas banget. Mama lagi buru-buru mau ke rumah sakit, jagain saudara mama yang baru melahirkan. Papanya Lisa udah disana. Malam ini kamu nginep disini, ya. Mama ga bisa pulang kayaknya." sungguh sebuah permintaan tak terduga dari calon mertua.

"Ta-tapi—"

"Mama buru-buru, nih. Jaga rumah baik-baik ya. Jangan berbuat yang aneh-aneh, kalian belum sah." teriak mama Lisa sambil berlari menuju ke taxi online yang sudah menunggu di depan rumahnya.

Windu hanya bisa menatap kepergian sang calon mertua yang sudah mulai menjauh bersama taxi yang dinaikinya. Dia masih tak menyangka ditinggal berdua dengan sang tunangan di dalam rumah yang besar ini. Apalagi ini pertama kalinya dia menginap disini.

Windu melangkahkan kakinya dengan ragu saat memasuki rumah besar ini. Keadaan cukup sepi. Rumah ini hanya dihuni oleh tiga orang, yaitu Lisa dan kedua orangtuanya. Jadi tak heran kalau rumah ini terasa sangat sepi saat kedua orangtua Lisa sedang pergi. Gadis itu juga sepertinya sedang sibuk di kamar.

Tanpa basa-basi lagi, Windu melangkah melewati tangga untuk naik ke lantai atas, tempat dimana kamar Lisa berada. Windu sudah biasa masuk kesana, dia selalu menghabiskan malam Sabtu bersama Lisa di kamar gadis itu.

Jangan negatif thinking dulu, Windu masih bisa kontrol diri. Lagipula dia masih sayang nyawa.

Windu mengetuk pintu kamar Lisa, "Lis, aku masuk ya." katanya meminta ijin. Tapi dia sudah menggerakkan tangannya untuk membuka pintu sebelum gadis itu memberikan ijin.

Yang dilihatnya pertama kali hanyalah sebuah ruangan yang di dominasi dengan warna pink pastel kesukaan Lisa dengan barang-barang warna senada. Sedangkan si pemilik kamar tengah asik rebahan dengan menyandarkan punggungnya pada beberapa bantal yang ditumpuk sambil menonton film dan memakan camilan yang tak pernah tertinggal.

"Ngapain lo disini?" tanya Lisa dengan nada dingin dan tatapan yang tak teralih dari layar laptop.

"Kan setiap malam Sabtu selalu kesini."

"Udah ijin sama selingkuhan lo?" Lisa sedikit melirik Windu yang kini duduk di pinggir kasurnya, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke laptop yang lebih menarik daripada wajah tampan sang tunangan.

FIANCE✔️Where stories live. Discover now