• 50

70.2K 6.3K 599
                                    

□□□
Vote & Comment this chapter ♡♡♡
Don't Forget !!
:)

.
.

wajah veira kembali merah padam mendengar ucapan varold.

ia juga merutuki kupu-kupu yang berseliweran di perutnya.

"stop veira! kendalikan dirimu. ingat kau membencinya" rutuknya dalam hati.

"cepatlah!"

"i..iya iya" ucap veira terkejut

"ba..bagaimana caranya" lanjutnya bingung bagaimana caranya untuk memulai.

"ck!"

Varold mendekatkan dirinya berniat menggapai tali kekang Dexter untuk menuntunnya berjalan.

"stop! jangan mendekat nanti dia marah" ucap veira

"kalau begitu pakai kuda lain" ucap varold datar.

"tapi aku ingin dexter" sahut veira pelan

"bagaimana aku mengajarimu jika kau ingin memakai kuda yang tidak tersentuh itu!" geram varold.

"aku tidak memintamu mengajariku" cicit veira

membuat varold seketika tersadar akan kebenaran ucapan veira.

ia kembali memandang veira lalu berbalik pergi begitu saja meninggalkan veira yang melongo.

dan

Brakkk..!!

varold berbalik menghentikan langkahnya yang belum terlalu jauh, melihat veira yang baru saja menghantam tanah.

"bodoh" ujar varold dengan bibir yang sedikit terangkat.

ia kembali berbalik melanjutkan langkahnya saat Veira mendongak kearahnya.

veira merutuk kesal, kesal karena varold yang menaikkannya lalu pergi begitu saja tanpa menurunkannya. membuatnya terpaksa menghantam rumput karena Dexter yang tinggi.

ia bangkit menepuk-nepuk pakaiannya yang sedikit kotor lalu kembali membawa Dexter ke kandangnya.

"dexter, sudah cukup hari ini. nanti aku akan menemuimu lagi dan semoga lord mu itu tidak merecoki kita lagi" ujarnya mengelus kepala kudanya itu.

.

"aku tidak menyangka terdapat informasi-informasi yang sangat bagus pada seri agdal ini" ujar Halbert senang

"kurasa ini akan menjadi masalah yang cukup menarik untuk Sang Lord" ucap rogard dengan smirk yang tercetak.

"bagaimana jika ia tahu nanti ia akan di persulit oleh takdirnya sendiri" sahut salah seorang dari anggota mereka.

"tapi bukankah yang ku dengar selama ini, ia tidak pernah menghiraukan kehadiran mate dalam hidupnya?" gumam rogard

"ya ataupun tidak, ia tidak bisa menghindari takdirnya" ujar Halbert.

Grąmoral MatęTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang