• 42

63.5K 6.3K 351
                                    

□□□
Vote & Comment this chapter ♡♡♡
Don't Forget !!
:)

.
.

"Naik"

Varold baru saja menariknya ke samping kuda besar dengan warna coklat gelap .

"Hah?" Ujar veira bingung

"Ck! " varold berdecak jengah.

"Aaaa...!!!"

Varold baru saja mengangkat tubuhnya seringan kapas ke punggung kuda itu.

"Tidak..tidak, aku belum pernah mengunggangi kuda sebelumnya"

"Turunkan ak-" veira belum menyelesaikan ucapannya saat varold juga menaiki kuda yang sama.

"Turunkan aku! Ini bukan kudaku, aku hanya ingin menunggangi dexter!" Ujar veira berusaha turun walau kakinya jauh dari tanah.

"Diamlah. Dan memangnya kau bisa?!" Sentak varold tajam membuat veira terdiam.

Kuda itu mulai berjalan perlahan membuat veira kembali panik.

Ia panik sekaligus gugup karena punggungnya yang merasakan dada bidang sang lord begitu dekat.

Dan jangan lupakan tangan varold yang seolah memeluknya terulur memegang tali kekang pengendali kuda.

"Pegang" ucap varold memberi tali kuda itu.

"Tidak. Kau saja" jawabnya.

Pasalnya ia takut salah mengendalikan dan berakhir kuda yang dinaikinya tidak terkontrol.

Sedari tadi kuda ini hanya berjalan pelan, tidak lari dengan kencang seperti di film-film.

"Kau membantahku?" Gumam varold datar.

"Ck! Biarkan aku turun!, aku akan menunggangi dexter saja. Aku yakin dia tidak akan menjatuhkanku! dia baik tidak seperti kudamu yang menyeramkan ini. Lagipula kalau aku terjatuh apa urusannya denganmu!"

Veira tidak sadar mendumel begitu panjang yang membuat varold juga tidak sadar mengangkat ujung bibirnya mendengar ucapan veira yang lebih kepada menggerutu.

"Turun sendiri jika kau bisa"

"Kau gila? Ini tinggi. Kau yang menaikkanku di kuda ini jadi kau juga harus menu-"

"Varold?" Suara cornelia memotong ucapan veira.

"Kau mengajari veira? Baguslah ia belum pernah berurusan dengan kuda sebelumnya"

"Ayo sayang" ucap cornelia meninggalkan varold dan veira yang terdiam.

"Jangan coba-coba tertarik pada ayahku" ujar varold datar.

Veira tersentak kaget mendengar ucapan iblis di belakangnya yang sangat mengada-ada.

"Apa kau gila?! Mana mungkin aku!!- "

"Ah sudahlah terserah kau saja!" Kesal veira tidak melanjut ucapannya.

Veira bersiap ingin melompat turun sendiri dari kuda itu.

Grąmoral MatęTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang