• 51

60.2K 6.1K 917
                                    

□□□
Vote & Comment this chapter ♡♡♡
Don't Forget !!
:)

.
.

"veira? kau dimana?" ujar Raquel mendapati kamar veira yang kosong.

"dimana dia?" batinnya.

akhirnya ia memutuskan keluar dari sana mencari veira.

di lain tempat varold dan veira terlihat menyatu dengan keheningan, hanya suara riak air serta hembusan angin yang terdengar.

keduanya masih saja terpaku dengan pikiran masing-masing sejak beberapa menit yang lalu.

mereka saat ini tengah berada di hutan rahasia milik varold,tepatnya di sungai tempat dimana veira tenggelam sebelumnya.

beberapa saat setelah varold pergi begitu saja dari kamar veira, ia kembali muncul dengan portal lalu menarik veira hingga kini mereka telah berada di sungai dengan kaki veira yang terjulur kedalam air.

Veira bingung kenapa varold membawanya kesini dengan tiba-tiba.

ia juga tidak berniat bertanya lebih dulu membuatnya terus diam menikmati suasana.

"kau ingin kembali ketempatmu?" tanya varold datar

veira mengernyit bingung dengan apa yang varold maksud.

"tempat apa maksudmu?" ujar veira

"duniamu yang sebelumnya"

"a-apa? kenapa kau menanyakan itu?" tanya veira terkejut.

"bukankah jawabannya tergantung padanya ?" veira membatin.

"jawabannya hanya ya atau tidak" lanjut varold datar

"memangnya jika aku menjawab ya, kau akan mengembalikanku?"

"belum tentu" jawab varold

"yasudah, kalau begitu apa gunanya kau bertanya" sahut veira kesal

"belum tentu bukan berarti tidak" ujar varold

"lalu apa maksudmu?!" kesal veira.

"kenapa kau menangis tadi?" tanya varold tiba-tiba

"apa urusannya denganmu, dan kenapa kau malah membahas itu?!" ujar veira masih dengan kekesalannya.

"kau cemburu?"

ucapan varold membuat veira menoleh terkejut.

"mana mungkin aku cemburu! aku sama sekali tidak peduli kau berciuman dengan raquel atau dengan siapapun! itu bukan urusanku" ujar veira menggebu-gebu.

smirk tercetak di bibir varold, membuat veira heran.

"aku tidak berkata jika kau cemburu dengan raquel aku juga tidak berkata bahwa aku memcium raquel" ujar varold

"kau menjelaskannya membuatku membenarkan bahwa kau memang cemburu" lanjut varold

"apa kau bilang?! tidak! aku sama sekali tidak menyukaimu lord gila!" pekik veira tertahan menatap varold dengan wajah garang.

Grąmoral MatęTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang