09

580 90 8
                                    

"Ah, ahem! Ahemm!"

Aku hanya menunggu kelas ilmu pedang di sore hari.

Aku pura-pura mencari seseorang, kedua tanganku bertaut di belakang. Sebenarnya, aku sudah menemukannya. Itu karena guru kelas pedang menyerahkan latihan pedangku pada Hail lagi hari ini.

Saat aku melihat pada Hail, Hail melihat ke arah lain, menghindari mataku. Aku berjalan mengelilinginya dan terbatuk dengan keras.

"Pangeran Hail."

Saat aku memanggil namanya, dia merengut. Tentu saja dia tidak menjawab.

"Apa kamu baik-baik saja?"

"... ... apa?"

"Katamu kemarin hatimu sedang hancur. Itu pasti sakit sekali. "

"Ah! Kau juga mengatakan kalau hatimu tidak bisa diam! Apa itu penyakit yang serius? Bukankah kau harusnya memanggil dokter eksklusif Kekaisaran?"

Saat aku meneriakkan kalimat yang dia katakan kemarin, Pangeran tapaknya belajar konsep malu semalam. Wajahnya menjadi merah luar biasa. Kupikir dia melakukan tendangan kecil di selimutnya tadi malam?

Ini adalah situasi yang benar-benar terbalik dari kemarin.

Aku sangat senang dengan ini. Aku benar-benar beruntung kemarin. Aku tersenyum, sepertinya aku harus membeli sesuatu yang enak untuk Hestia nanti.

Pangeran mulai menggigit bibirnya, menatapku seolah ingin membunuhku karena aku jahat.

"Apa yang kamu inginkan dariku?"

Dalam sekejap, pangeran angkuh yang mengejarku dengan liar itu menjadi sepertiku kemarin. Aku ingin menaruh wajahku tepat di depan wajahnya dan tertawa sepenuh hatiku. Tapi, aku memutuskan untuk menahannya.

Ketika ditanya apa ada yang kuinginkan, aku menarik napas dan merenung. Tentu saja ada sesuatu yang aku inginkan darinya. Tapi tidak menyenangkan mengakhiri situasi ini seperti ini. Aku masih ingin menggodanya lagi.

"......Benarkah?" Aku memutar mataku dengan sikap semenyebalkan mungkin.

"Kamu benar-benar... ... . "

Saat dia mengatupkan giginya, aku segera mengalihkan topik pembicaraan.

"Ngomong-ngomong, Hail-nim berkata kepadaku ketika aku ikut kelas ilmu pedang untuk pertama kalinya kemarin, 'Semua cewek sama saja! Semuanya menjijikkan!' Menakjubkan sekali bagaimana kamu langsung mengubah pernyataanmu itu. Bukankah itu terlalu mendiskriminasi? Itu bunga yang anggun untuk temanku, dan 'menjijikkan' untukku? "

"... ... ... Kapan aku mengatakan semua cewek sama saja, dan semuanya menjijikkan? "

Kemarin aku tidak sengaja membiarkan perekamnya menyala sepanjang hari. Jadi aku juga merekam apa yang dia katakan di kelas.

Aku dengan cepat memainkan [Aib Pangeran # 2].

[Sengaja mendaftar ke departemen ilmu pedang untuk menarik perhatianku. Benar-benar menjijikkan. Cewek benar-benar menyebalkan. Bagaimana semua bisa sama.]

Saat suaranya bergema di udara, dia bergegas ke arahku.

Mata siswa lain di kelas pedang beralih ke sini, tapi segera berpaling begitu mendapat tatapan maut pangeran. Dia dengan cepat menyambar dan menghancurkan rekaman suara di tanganku dengan pedang kayu yang dia pegang. Pangeran menghancurkannya dan membuat ekspresi gembira.

"Hentikan. Kau tidak punya bukti lagi sekarang. "

Ketika Hail percaya diri, aku meletakkan tanganku di kantong dimensi di sisiku dan mengeluarkan sekitar 10 frasa suara lagi.

Aku Gak Mau Jadi Makcomblang!Where stories live. Discover now