part 19

11.6K 733 20
                                    

*****

Moana menatap nyalang pada Reno penuh dengan kekecewaan,
pelupuk matanya telah di penuhi air yang siap untuk tumpah,
"Jika tidak ingin aku hamil seharusnya Kau keluarkan saja sendiri pakai tanganmu, atau minta pelacurmu itu memuaskan hasratmu, untuk apa Kau menyetubuhiku! dasar pengecut!!"

*****


BLAMMM!! Pintu kamar di banting tepat di depan wajah Reno yang berusaha mengejar Moana,
"Elle Sayang! dengarkan dulu penjelasanku, ini semua aku lakukan demi kebaikanmu--

"KEBAIKAN MACAM APA YANG MENCEGAHKU UNTUK TIDAK PERNAH HAMIL HAH??!!"

"Elle aku mohon buka pintunya!"
Reno terus menggedor-gedor pintu kamar berharap Moana membukakan pintu.

"Reno sebaiknya Kau pikirkan kembali semuanya, biarkan dulu Moana menenangkan dirinya" Emma menepuk-nepuk pundak Reno lalu ia pun berpamitan tanpa menyelesaikan tugasnya. Reno berjalan gontai menghempaskan tubuhnya di atas sofa, mengacak rambutnya frustasi.


Sementara itu Moana di kamar menutup rapat telinganya dengan air mata kekecewaan yang terus mengalir dengan derasnya, ia tidak dapat berpikir apa yang harus ia lakukan, Moana merogoh ponsel berniat menghubungi nomor orang tuanya, namun gerakan tangannya terhenti saat notifikasi duluan masuk di ponselnya.

Moana tersenyum dalam tangisnya melihat ayahnya mengirimi Moana foto berkantung-kantung coklat,
"Untuk putriku tersayang" keduanya terlihat bahagia sambil memamerkan begitu banyak macam oleh-oleh untuknya. Air mata Moana semakin deras hingga gambar pada ponselnya pun jadi buram karena matanya penuh air, merasa tidak ingin merusak kebahagiaan orang tuanya akhirnya Moana menunda untuk memberitahu kedua orang tuanya,

memilih untuk menunggu sampai mereka pulang toh hanya tinggal dua hari lagi pikirnya.

Dalam hati Moana benar-benar iri dengan hubungan orang tuanya yang benar-benar sempurna, keduanya hampir tak pernah bertengkar kecuali selisih paham kecil yang tak berarti, Moana memutuskan untuk menikah muda karena ingin mengikuti jejak orang tuanya yang begitu bahagia, namun rupanya ini tak berjalan mulus untuk Moana, jalannya terlalu menyakitkan.

*****

Reno terbangun dari tidurnya rupanya dia ketiduran di sofa,
pria berjingkat bergegas menuju kamar mencari-cari Moana, namun tidak ada, Reno segera memeriksa seluruh pakaian dan barang-barang milik Moana, namun semua masih utuh dan tertata rapih, hanya perlengkapan sekolah harian saja yang tidak ada di sana, Reno sedikit bernafas lega karena rupanya Moana hanya pergi ke sekolah.

Reno meraih ponselnya di atas nakas lalu menghubungi Simon,

"Kau di mana?"

"Di sekolah Tuan. Nona minta berangkat lebih awal dan tadi sempat mampir dulu ke hotel untuk sarapan"

"Baiklah kalau begitu, terus kabari saya"

"Baik Tuan"

Tut! Tut! Tut!

Reno menghempaskan tubuhnya di kasur mengusap wajahnya kasar,
"ARGHHHHHHH!! dia nampak sangat frustasi, meskipun begitu Reno tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai CEO perusahaan, padahal suasana hatinya sedang kacau dia tetap bersiap untuk berangkat ke kantor, terasa ada yang kurang kali ini, tidak ada baju yang disiapkan Moana, tida ada sarapan, tidak ada note yang berisi kata-kata manis dari Moana, hati Reno terasa di cubit menerima kenyataan itu, lalu bagaimana dengan Moana? pasti ia lebih terluka, berkali-kali Reno menghela nafas panjang berusaha mencari jalan keluar dari permasalahan yang dia bangun sendiri, tidak ada yang tahu pasti apa alasannya yang jelas Reno tidak ingin memiliki anak, jelas itu tidak masuk akal untuk Moana, untuk seorang wanita, karena titik kesempurnaan menjadi wanita seutuhnya adalah mengandung dan melahirkan maka semakin sempurna jika anak yang di kandung adalah buah cinta dari suami tercinta.

My Old Husband 2 (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang